FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Senin pagi yang biasanya sudah membuat saya berada di kemacetan menuju kantor, malah berubah jadi menyenangkan sambil melaju santai di tol Jakarta-Serpong menuju area ICE BSD. Pasalnya, Ferrari Indonesia menawarkan sesi test drive ekslusif untuk varian terbaru mereka selama satu hari kepada redaksi Motor Trend.

Yap, gayung bersambut, dan saya pun mendapat kesempatan untuk menguji sebuah kreasi seni tinggi yang diciptakan Kepala Desainer Ferrari, Flavio Manzino dan timnya – yang dijuluki sebagai varian 488 GTB.

Dari kejauhan, pandangan saya tergugah oleh kemunculan sebuah supercar Italia berkelir merah yang duduk manis di belakang truk towing. Nah, tidak salah lagi, inilah sosok Ferrari 488 GTB yang menawan.

Saya pun segera menghampiri, dan disambut hangat oleh Mario, seorang tim marketing Ferrari. Ia menawarkan lokasi terbaik untuk menurunkan mobil ini di sekitar parking lot ICE. Memang bukan hal mudah untuk menurunkan mobil sport di sembarang tempat, mengingat keamanan menjadi poin utama bagi pihak Ferrari Indonesia.

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Mobil segera diturunkan, dan secara perlahan saya mulai memperhatikan sosok 488 GTB yang menghadirkan tatapan cemberut nan menggairahkan lewat shape bodi aerodinamis berkelir merah Rosso Corsa di bawah terpaan sinar matahari. Detail yang sempurna, nampak jelas di sekujur wujud eksteriornya.

Terdapat lekukan flying buttresses di bagian bonnet untuk mengalirkan angin secara optimal yang diantarkan dari pilar tengah dan dua buah splitter di bagian bawah bumpernya. Bagian atas dari splitter ini dirancang untuk mengatur aliran udara ke radiator. Sementara, di bagian bawah, udara akan terisap dan dialirkan menuju ke bagian bawah mobil.

Bagian bawah bodi juga telah memiliki perangkat aerodinamika berbentuk melengkung yang akan mempercepat aliran udara serta mengurangi tekanan angina, sehingga akan meningkatkan berat downforce sebesar 205 kg saat kecepatan mencapai 200 km/jam – lebih berat sekitar 68 kg dari model 458 pada kecepatan yang sama.

488 juga memiliki Drag Reduction System (DRS) selayaknya mobil F1, berkat movable flap yang mampu memaksimalkan kinerja diffuser adjustable-nya untuk mengoptimalkan udara yang mengalir di bawah mobil dan mengatur keseimbangan peningkatan downforce, serta mengurangi tingkat koefisien drag.

Fitur aerodinamis yang cerdas juga meliputi gagang pintu yang terlihat unik, dengan struktur terlihat samar menyerupai sirip, mengharuskan ujung jari saya menekan bagian atas untuk membuka pintunya. Gagang pintu ini sekiranya akan mengalirkan udara menuju rongga angin yang ada di kedua fender samping, dan ditambah juga fitur blown rear spoiler yang akan mengalirkan angin masuk melalui slot di dasar jendela belakang, lalu keluar melewati celah yang ada di atas plat nomor belakang.

Bagian subframe belakang terlihat melebar untuk menelan mesin yang berukuran lebih luas dan berada lebih rendah di dalam mobil. Fender belakang tampil dengan garis lekukan yang menonjol untuk ruang sepasang intercooler. Mesin 488 ini ternyata lebih lebar sekitar 23-inci dari mesin naturally aspirated milik 458, dan menggunakan sasis dengan ukuran 19-inci lebih rendah.

Saatnya merasakan performa 488 GTB.

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Saya bergegas mengambil posisi duduk senyaman mungkin di dalam kabin. Suasana race look terhampar dari model dashboard berbalut kulit Nero yang menyimpang miring ke arah pengemudi. Bagian konsol tengah yang terpatri logo Ferrari beraksen krom, terisi oleh tiga buah tombol vital; seperti gigi mundur (R), berkendara otomatis (Auto), dan Launch (Akselerasi), juga tombol power window serta kompartemen penyimpanan.

Kursi bucket berlabur kulit, dengan bordir logo Ferrari di head rest-nya, menopang tubuh saya yang berukuran 172 cm – 83 kg dengan sangat nyaman. Setelah sabuk pengaman terpasang erat, saya menekan tombol engine start yang ada di lingkar kemudi (disebut manettino) dengan memilih mode Sport pada pengontrol traksinya.

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Suara geraman mesin V-8 dari 488 GTB memang terasa berbeda di telinga; lebih memancarkan unsur nada bass rendah dari mesin 3.9-liter twin-turbo. Jantung 488 dengan turbocharged mampu mengantarkan tenaga sebesar 660 hp pada 8.000 rpm, dengan peningkatan torsi hingga 761 Nm sejak 3.000 rpm.

Blok mesinnya diadopsi dari bagian mesin milik California T, namun sedikitnya mengalami bore up sebanyak 86,5 mm dan kombinasi stroke 83 mm, dengan kapasitas kubikasi dari setiap silinder adalah 488 cc. Saya pun mulai bermain sedikit liar pada pedal throttle dan transmisi 7-kecepatan, dengan kopling gandanya yang berasal dari model 458.

Benar saja, secara nyata tenaga buas terus datang di saat saya menginjak pedal throttle, dan dorongan tenaga dahsyat ini terus berlanjut dalam satu epic dengan lonjakan tenaga benar-benar linear sampai menyentuh garis redline di 8.000 rpm, dengan kecepatan sekitar 190 km/jam pada posisi perpindahan gigi-tiga ke gigi-empat.

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Cahaya yang ada di manettino bergerak sangat cepat. Tanpa ada sedikit pun gejala turbo lag, perpindahan upshift hingga gigi ketiga terasa sangat halus dan secepat jari saya mengayuh bagian kanan paddle shift tanpa jeda. Maklum saja, komponen turbocharger yang disematkan dalam 488 GTB  berukuran lebih besar dari model California T, dan memiliki turbin twin-scroll berukuran 8 milimeter yang lebih besar, terbuat dari paduan material titanium-alumunium alloy dengan Turbin TiAl yang lebih ringan dan mampu menurunkan inersia sebanyak 50%.

Raungan mesin terdengar parau hingga melengking – berjarak sekitar 30 cm dari posisi duduk – yang diletupkan melalui dua buah knalpot yang telah menggunakan exhaust headers dengan pipa berukuran sama panjang, serta crankshaft flat-plane (datar) untuk mengurangi tingkat getaran dan meningkatkan keseimbangan mesin. Kejernihan suaranya terasa semakin meningkat saat mesin secara instan merespons pedal throttle. Logo kecil bertuliskan DRS pun muncul di dashboard saat saya mengaktifkan flap yang ada di bagian diffuser belakangnya.

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Ferrari 488 GTB ini juga telah dilengkapi sistem generasi terbaru E-Diff dan F1-Trac dari Ferrari, yang secara mulus berintegrasi dengan sistem side slip control (SSC2) generasi keduanya. Nah, sistem SSC2 tersebut mampu mengendalikan tingkat redaman pada suspensi MagneRide-nya. Kekerasan dan kelembutan redamannya menjadi respons untuk sudut presisi mobil. Sistem ini berintegrasi untuk pengendalian suspensi magnetorheological milik 488.

Batang sokbreker telah didesain ulang untuk mengurangi gesekan, dan dikendalikan oleh ECU yang lebih cepat dalam menafsirkan keadaan saat mobil bergerak oleng maupun berbelok, dan merekam data melalui tiga sensor yang berada di mobil. Jika sistem SSC2 merasakan oversteer, secara otomatis akan menaikkan tingkat sokbreker depan dan menginduksi gerakan understeer untuk langsung menyeimbangkan mobil.

 FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

Sebaliknya, jika mobil terdeteksi understeer, maka sokbreker depan akan menjadi lembut dan keras di bagian belakang agar mobil dapat menikung. Secara perbandingan, Ferrari 488 mempunyai sudut radius putar yang lebih tajam dibandingkan tipe 458, pengendalian yang lebih berisi dan lebih banyak cengkraman di bagian depan.

Memang tidak dapat dipungkiri, mobil eksotis berharga miliaran rupiah ini menawarkan referensi tersendiri tentang arti kecepatan yang sesungguhnya. Supercar bermesin tengah yang menawan ini memiliki performa dan kemampuan yang lebih ditujukan kepada rasa aman, kecerdasan, dan kepintaran yang sangat mempesona bagi seseorang yang baru mencoba mengendarainya.

Setelah turun dari mobil, saya hanya bisa tersenyum puas dan sangat menikmati hari ini. Pengalaman ini menjadikan Senin adalah hari yang menyenangkan dan terasa sangat luar biasa! **Fotofoto: Aditya Hanindyo

FIRST DRIVE | Ferrari 488 GTB 2016: “Rev to The Limit”

FERRARI 488 GTB 2016

  • Harga dasar: TBA
  • Layout kendaraan: Mesin-tengah, RWD, 2-penumpang, kupe 2-pintu
  • Mesin: 3.9L/660hp/761Nm V8 twin-turbo DOHC 32-katup
  • Transmisi: Otomatis, 7-speed twin-clutch
  • Berat kotor: 1,474 kg
  • Wheelbase: 2,649 mm
  • P x L x T: 4,566 x 1,953 x 1,214 mm
  • 0-100 km/jam: 3 detik
  • Kapasitas BBM: 78 liter
  • Mulai dijual di Indonesia: Sekarang
TAGS

KOMENTAR (0)