Tahun ini menandai 50 tahun lahirnya model bersejarah Porsche 911 Carrera RS 2.7. Salah satu model terpopuler yang menjadi cikal bakal dari generasi model Porsche GT dan RS yang ada saat ini.
Mobil ini berawal dari hasil riset dan pengembangan tim di divisi Motorsport Porsche untuk menghasilkan model 911 yang dapat digunakan dalam kejuaraan balap mobil. Dapat dikatakan, menciptakan sebuah mobil balap Porsche dengan harga yang terjangkau.
Kendati regulasi Group 4 FIA meberi keleluasaan untuk melakukan pengembangan, namun dengan keterbatasan teknis dan juga anggaran yang minim, para teknisi pun terpaksa memaksimalkan apa yang ada pada 911.
Problem utama pada 911 versi standar adalah stabilitas dan gaya aerodinamika khususnya gaya tekan gravitasi yang minim di bagian buritan, sehingga 911 cenderung limbung dan liar tak terkendali ketika melaju (sangat) kencang.
Pada tahun 1972, ahli aerodinamika Hermann Burst yang pernah menangani mobil balap Porsche 917 Le Mans pun berupaya menciptakan perangkat aerodinamika tanpa harus merombak total wujud asli dari 911.
Sebuah solusi cerdas pun ditemukan, spoiler ducktail nan legendaris yang menjadi ciri khas 911 di kemudian hari. Aliran udara pada spoiler depan yang ditampung pada ‘air dam’ disalurkan ke arah belakang sebagai pendingin mesin boxer 6-silinder di bagian buritan. Fender roda depan dan belakang pun diperlebar untuk meningkatkan gaya aerodinamika, selain untuk memuat ban Pirelli Cinturato yang berukuran lebih besar, khususnya pada roda belakang.
Desain body baru ini terbukti sukses menghasilkan gaya tekan gravitasi pada bagian buritan, sehingga tetap stabil walau dipacu pada kecepatan tinggi. Produksi sebanyak 500 unit versi jalan raya pun dimulai untuk keperluan homologasi balap, yang pada akhirnya kebablasan hingga menjadi 1.580 unit 911 Carrera RS 2.7 dikarenakan tingginya minat para konsumen.
Sebagai mobil yang siap untuk terjun di sirkuit balap, bobot mobil pun dibuat seringan mungkin, termasuk menanggalkan beragam perabot yang ‘dianggap tidak perlu’. Pada versi Touring, masih tersedia jok belakang walau dengan ukuran minimalis. Namun pada versi Sport, jangankan jok belakang, anda bahkan tak akan menemukan karpet dek, laci hingga jam pada dasbor. Interior minimalis dalam artian yang sebenarnya.
Klep dan rasio kompresi dari mesin standar 2.4-liter tak ada perubahan. Namun boring piston dimekarkan sehingga kapasitas mesin naik menjadi 2.7-liter dan output daya pun terdongkrak menjadi 207 hp. Operan gigi tansmisi manual 5-speed membuat 911 Carrera RS 2.7 mampu melakukan sprint 0-100 km/jam dalam 5,8 detik dan menembus kecepatan maksimum 243 km/jam dengan menembus batas red line pada 7.200 rpm.
Imbuhan label ‘RS’ pada mobil ini memiliki makna Renn Sport atau ‘racing sport’. Dan sematan stiker bertuliskan “Carrera” pada body 911 yang melegenda hingga saat ini adalah hasil karya Harm Lagaay—desainer asal Belanda yang di kemudian hari menjadi kepala perancang di Porsche.
Kesuksesan mobil ini menjadi cikal bakal dari lahirnya versi balap 911 Carrera RSR dan RS 3.0 serta RSR Turbo 2.1 yang berjaya di balap ketahanan 24 Hours of Le Mans.
Saat ini sangat sulit menemukan sebuah 911 Carrera RS 2.7 dengan kondisi standar yang masih sangat orisinil dan otentik. Bahkan untuk versi Touring dengan kondisi ala kadarnya, harganya menembus $500.000. Untuk versi Sport, kini harganya berada di level jutaan dolar.
KOMENTAR (0)