Kegelisahan Komunitas Proton di Indonesia

Kegelisahan Komunitas Proton di Indonesia

Berdiri pada 1 April 2018 lalu, Persona Neo Owner Club (PNOC) Indonesia yang mewadahi para pengguna mobil Proton Gen2 Persona, Persona Elegance, Satria Neo dan Neo CPS R3 dengan 60 anggotanya bertolak ke Proton Holdings di Malaysia.

Kedatangan komunitas yang tergabung dalam Forum Komunikasi Komunitas Klub Otomotif (FK3O) ini ingin menceritakan keluh kesah mereka mengenai penetrasi brand Cina di Indonesia dan menanyakan kejelasan mengenai kapan brand berlogo kepala harimau ini akan kembali ke pasar Indonesia.

Kegelisahan Komunitas Proton di Indonesia

Alih-alih mendapatkan titik terang kapan kembalinya brand Proton ke Indonesia, kedatangan mereka hanya mendapatkan info yang juga kurang jelas mengenai akan diluncurkannya dua produk Proton yang jelas belum tentu masuk pasar Indonesia.

Kesimpangsiuran kembalinya Proton ke pasar Indonesia membuat seluruh konsumen mobil asal Malaysia ini pun resah. Apalagi dengan menghilangnya satu persatu dealer resmi dan juga kelangkaan suku cadang menjadi sebuah barometer bahwa Proton seperti sedang mati suri.

Kegelisahan Komunitas Proton di Indonesia

Salman Farouk Al Hakim, Ketua Umum PNOC Indonesia mengatakan, kedatangan kami ke Kuala Lumpur ini ingin menceritakan keluh kesah kami sebagai konsumen dan juga bagaimana penetrasi brand Cina di Indonesia. Sehingga Proton seharusnya yang semi-Cina pun (karena sudah diakuisisi Geely) bergerak lebih cepat masuk ke pasar Indonesia.

“Kehadiran Perwakilan PNOC Indonesia bukan kali pertama, karena dalam 2 tahun terakhir kami telah mendatangi Proton Holdings di Shah Alam sebanyak tiga kali. Namun hingga kedatangan kami yang terakhir ini belum juga mendapatkan hasil yang memuaskan,” kata Salman.

Kegelisahan Komunitas Proton di Indonesia

Meski terbilang masih baru dalam kancah otomotif di Indonesia, PNOC Indonesia telah menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan brand Proton di Indonesia. Namun apa daya, persaingan industri otomotif saat ini memang sangat ketat, apalagi dengan kehadiran dua brand asal China yang secara tidak langsung menambah semakin ‘tenggelamnya’ Proton di Indonesia.

KOMENTAR (0)