Setelah pekan lalu Maserati mengumumkan akan mempoduksi Alfieri secara massal dalam bentuk mobil listrik, hari (30/11) ini giliran Daimler dan Ferrari laporkan akan lakukan program serupa.
Bahkan Daimler, yang kabarnya terobsesi menjadi pemain utama mobil listrik masa depan, siap menggelontorkan investasi sampai 10 miliar Euro (setara Rp 143 triliun). Teknologi baterai yang canggih dan kian murah, ditambah mulai disorotnya emisi gas buang mobil diesel, rupanya memicu Daimler untuk bergegas mewujudkan rencana tersebut.
Thomas Weber, Kepala Pengembangan Produk Daimler, kepada Reuters mengatakan, “Kami ingin mengembangkan setidaknya 10 mobil listrik yang dibangun dari arsitektur yang sama pada tahun 2025.”
Melalui Mercedes-Benz, Daimler berniat menaikkan kemampuan mobil listrik 50 persen, terutama untuk jarak tempuh yang lebih jauh. Selain itu, masih menurut Weber, “Kami juga akan mengembangkan untuk merek Smart. Karena dengan teknologi baterai yang canggih, mobil kecil Daimler diharapkan bisa melaju sampai 700 km.”
Di lain pihak, Ferrari – dengan alasan demi meningkatkan performa dan sekaligus efisiensi kendaraan – siap-siap pula masuk ke teknologi hybrid. Saat bertemu dengan seluruh investor dalam rangka pengumuman kinerja Ferrari di kuartal ketiga, sang CEO, Sergio Marchionne mengungkapkan, paling tidak di tahun 2019, sebagian besar mobil Ferrari akan dibekali tenaga hybrid.
F12 berlinetta akan menjadi mobil pertama yang mereka kembangkan untuk mendapatkan tenaga hybrid, dan rencananya bakal diluncurkan untuk model 2020.
Kepada Autocar, Marchionne menambahkan, “Kombinasi antara mesin konvensional dan tenaga listrik akan membuat Ferrari lebih cepat dan efisien. Meskipun saya tidak berkomitmen, tapi mungkin saja ini menjadi salah satu tujuan kami di masa mendatang, sehingga angkanya bakal melonjak jadi 10.000 unit di tahun 2025.”
Saat ini Ferrari memang tengah mengejar rekor untuk membukukan penjualan 8.000 unit. Menjadi masuk akal jika mereka menambah target 2.000 unit lagi untuk tahun 2025.
KOMENTAR (0)