Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Wacana Indonesia akan mempunyai mobil listrik sendiri, agaknya akan segera menjadi kenyataan. Adalah Smartvi besutan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang siap diproduksi massal setelah melewati masa riset sejak 2004.

Dikatakan Era Purwanto, Ketua Tim Riset PENS, “Mobil ini sudah layak diproduksi massal. Untuk bodi dan chasis-nya, kami bekerjasama dengan PT Green, sementara PENS fokus pada penggerak dan kontrol ECU.”

Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Smartvi menggunakan teknologi vector control, yang baru pertama kali dikembangkan di Indonesia. “Dengan vector control, motor induksi atau motor AC tiga fase sebagai penggerak mobil akan dioptimalkan seperti motor DC,” jelas Era.

Biasanya mobil listrik memakai motor DC, yang relatif lebih mahal. “Perbandingannya dengan motor AC bisa 100 banding 1. Lagipula motor AC juga mudah diperoleh di pasar loak. User juga nantinya bisa reparasi sendiri.”

Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Motor induksi atau motor AC tiga fase tersebut akan dioptimalkan menggunakan teknologi terbarukan vector control. Sistem kerjanya adalah: Supply baterai DC dari aki akan diubah menggunakan invertor dalam kontroler yang dikembangkan menjadi sinyal AC.

Sinyal AC tersebut kemudian dikendalikan menggunakan sistem dikontroler. Ketika pengemudi menekan gas, kontroler akan merespons, dan motor bergerak sesuai kehendak pengemudi. “Jadi, mobil ini tidak kalah dengan mobil listrik motor DC lainnya,” ujar Era.

Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Selain itu kontrol mobil juga dapat diprogram dengan beberapa variabel algoritma. Seperti FOC (Field Orientation Control) untuk mengontrol arus medan agar panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Smartvi menggunakan baterai dengan kapasitas 100 Ah dan berdaya 6 volt. Dalam satu mobil dipasang 10 baterai, yang akan menghasilkan daya 60 volt.

Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

“Saat ini memasuki proses pengembangan auto charging. Bisa seperti power supply swiching dengan frekuensi tinggi, bahkan bisa juga diseting masing-masing. Tergantung sumber input charging. Jadi, ketika posisi charging, bisa menggunakan listrik PLN, bisa juga solar panel,” tambah Era, yang juga menjadi Dosen S2 Industri Elektronik di PENS.

Selain Era, tim riset Smartvi beranggotakan enam dosen, enam mahasiswa S2, dan 12 mahasiswa D4 PENS. Ke depan, mobil smart city ini akan dikembangkan dengan teknologi solar cell. Masih kata Era, “Kami juga akan menambahkan motor di masing-masing rodanya, sehingga nyetirnya enak, tanpa power steering.

Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Saat ini PENS masih menunggu izin dari pemerintah untuk mulai memproduksi Smartvi. Dijelaskan Eran, “Kami sudah ajukan sejak tahun 2013. Sekarang sudah sampai ke Kementerian Perindustrian.”

Kendati biaya riset mobil tersebut mencapai Rp 600 juta, namun Era optimis jika sudah diproduksi massal, Smartvi bisa dijual dengan harga Rp 80 juta sampai Rp 90 juta. “Itu termasuk murah untuk ukuran mobil listrik,” tambahnya. 

 Smartvi: Siap Diproduksi Massal dan Dibanderol Rp 80 Jutaan

Smartvi sengaja diciptakan PENS untuk mendukung wacana pemerintah dalam mewujudkan Green Energy Transportation. Sambutan dari Pemerintah Surabaya pun positif dengan munculnya rencana penggunaan Smartvi sebagai kendaraan dinas.

TAGS

KOMENTAR (0)