Wah, Minyak Jelantah Ternyata Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel!

Wah, Minyak Jelantah Ternyata Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel!

Pemerintah telah meluncurkan program pencampuran biodiesel 30% atau B30 pada Januari 2020 untuk mendorong penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN). Saat ini, pemerintah mengandalkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sebagai bahan baku pembuatan biodiesel untuk menghasilkan B30 sebagai campuran bahan bakar solar.

“Berlanjutnya program B30 ini bukan tanpa risiko. Menurut riset kami, program B30 berpotensi menyebabkan defisit pasokan CPO pada 2023 karena meningkatnya permintaan CPO untuk memenuhi permintaan dari sektor biodiesel,” ungkap Ricky Amukti, Manajer Riset Traction Energy Asia.

Wah, Minyak Jelantah Ternyata Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel!

Ricky mengatakan, status defisit pasokan CPO akan tiba lebih cepat jika produksi bauran biodiesel semakin tinggi. Potensi defisit ini mengancam kawasan hutan, karena ekspansi lahan perkebunan sawit untuk memenuhi permintaan pasokan bahan baku biodiesel.

Memanfaatkan minyak jelantah (minyak goreng bekas pakai) sebagai pengganti sebagian pasokan bahan baku CPO dalam program biodiesel Indonesia dinilai dapat meningkatkan manfaat ekonomi. Selain itu, langkah ini juga bermanfaat baik bagi kesehatan, pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan mendukung pembangunan daerah.

Wah, Minyak Jelantah Ternyata Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel!

Menurut Ricky, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel untuk mengurangi risiko dampak buruk lingkungan dari minyak jelantah yang kerap dibuang begitu saja ke saluran pembuangan atau didaur ulang kembali untuk menjadi minyak goreng kemasan curah.

Di tahun 2019 konsumsi minyak goreng Indonesia menghasilkan 13 juta ton minyak jelantah Indonesia. Angka ini cukup besar lantaran Uni Eropa menghasilkan 22,7 juta ton di Uni Eropa, Amerika menghasilkan 16 juta ton dan dan India 23 juta ton.

Wah, Minyak Jelantah Ternyata Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel!

Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel dapat mengatasi resiko peningkatan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) di perairan, terlebih lagi minyak jelantah tergolong sebagai limbah kategori bahan beracun dan berbahaya (B3).Dari bidang pengurangan gas rumah kaca, riset ICCT menunjukkan meskipun penggunaan biodiesel B30 mengurangi mengurangi 30 juta ton emisi CO2.

KOMENTAR (0)