Ada banyak skandal terjadi terhadap jutaan kendaraan, namun belum cukup menandingi bencana airbag Takata yang punya potensi bakal berlarut-larut selama beberapa dekade.

Sulit untuk menjadi bagian dari Chevy atau Ford ketika perusahaan Anda dituduh membangun mobil yang telah membunuh orang!
Kendati terus muncul perdebatan yang mempertanyakan apakah mobil tertentu memiliki jiwa atau kepribadian, namun fakta bahwa fokus produsen otomotif adalah bisnis, dan mereka selalu mencari cara untuk lebih memaksimalkan keuntungan sambil mengurangi biaya operasional, menjadi sesuatu yang tak terhindarkan ketika kemudian muncul banyak masalah tanpa pernah diduga sebelumnya. Terkadang hal tersebut memang demi kepentingan konsumen, tapi kadang hasilnya malah sebuah bencana.
Berikut bagian terakhir dari 10 skandal otomotif yang paling terkenal sepanjang masa.
9. Airbag Takata

Ada banyak recall dan skandal terhadap jutaan kendaraan, namun belum cukup menandingi bencana airbag Takata – yang telah digunakan 10 produsen mobil terbesar di dunia, dan setidaknya dipakai 17 juta mobil di seluruh dunia.

Antara tahun 2000 sampai 2008, Takata, salah satu pemasok mobil-mobil Jepang, memproduksi airbag yang, ternyata, rentan terhadap kelembaban. Jika metal house dari airbag meletus, maka interior akan “bermandikan” pecahan logam dan bahan-bahan kimia yang menyebabkan luka fatal.

New York Times, dalam salah satu ulasannya, menuduh Takata dan Honda sesungguhnya sudah mengetahui cacat fatal tersebut sejak awal 2004, namun enggan melaporkan kepada NHTSA. Pemerintah AS akhirnya menjatuhkan denda pada Honda sebesar US$ 70 juta; sedangkan Takata diharuskan membayar US$ 14.000 setiap hari selama investigasi dilakukan – yang sampai sekarang masih terus berlangsung.

Sementara 10 industri kendaraan saling bekerjasama membenahi masalah, diperkirakan sekitar 30 juta mobil di seluruh dunia terlanjur memiliki airbag berbahaya tersebut. Jika skandal lainnya bisa langsung diselesaikan, nah, kasus Takata ini punya potensi bakal berlarut-larut selama beberapa dekade.

Sekadar informasi, ada banyak sumber di internet yang bisa Anda akses secara online untuk memeriksa apakah mobil Anda juga termasuk yang seharusnya di-recall. Jika ternyata “ya”, segera lakukan langkah-langkah yang tepat untuk memastikan Anda tetap aman.
10. Cobalt yang tak terlupakan
Chevy Cobalt seharusnya salah satu jenis mobil compact yang gampang terlupakan. Namun, sebaliknya, bersama Ford Pinto, Cobalt akan tercatat dalam sejarah sebagai mobil yang dibangun “paling sembarangan” dan dan paling berbahaya yang pernah dijual.

Tahun 2007, Chevy terpaksa melakukan recall terhadap 98.000 unit mobil karena telah gagal memenuhi standar keamanan federal. Kemudian, pada 2010, kerusakan sistem power steering membuat mereka kembali harus menarik 1,3 juta mobil tambahan.

Cobalt, ternyata, dilengkapi kunci kontak yang gampang rusak sehingga membuat kecepatan mobil sulit dikendalikan, tak bisa mengaktifkan sistem keselamatan (seperti airbag dan anti-lock brakes) yang seluruhnya berpotensi pada kecelakaan fatal.

Seperti kebanyakan skandal lainnya, GM tahu tentang kerusakan tersebut sejak awal 2004, namun sadar pula bakal terlalu mahal untuk memperbaikinya. Ketika tahun 2006 mereka memutuskan untuk mengatasi persoalan tersebut, yang dilakukan GM hanyalah mengganti bagian yang rusak dengan memperbarui satu nomor seri yang sama, dan menganggap telah menutupi masalah secara efektif.

Setelah sembilan tahun, dan “membuahkan” 13 korban meninggal dunia, GM akhirnya memutuskan me-recall 2,6 juta Cobalt dan Pontiac G5 – yang memiliki problem nyaris identik.

Tapi, cerita tidak berakhir di sana. Menghadapi gugatan perdata sampai US$ 10 miliar yang bisa membawa pabrik mereka bertekuk lutut, pengacara GM bersikeras menyatakan bahwa mobil-mobil yang mematikan itu adalah kendaraan produksi “old General Motors” – yang bangkrut tahun 2009 – dan bukan menjadi tanggungjawab korporasi sekarang yang baru saja direstrukturisasi.

Sementara GM mencoba melemparkan kesalahan ke sana-sini, secara resmi pekan ini meluncurkan pengumuman, bahwa jumlah korban tewas akibat faulty ignitions telah bertambah menjadi 90 orang.

































KOMENTAR (0)