Indonesia perlahan namun pasti mulai menerima tren kendaraan listrik. Seperti diketahui, belakangan beberapa brand otomotif di Indonesia baik mobil maupun motor mulai memperkenalkan produk kendaraan elektriknya.
Fenomena kendaraan listrik ini diiringi dengan kebijakan pemerintah yang mulai mencoba untuk ikut menggairahkan pasar kendaraan elektrik ini. Pemerintah sudah meluncurkan beberapa kebijakan terkait untuk mendukung pengembangan infrastruktur.
Kendala yang pastinya dialami tentunya soal edukasi untuk masyarakat yang masih minim. Meski sebagian orang sudah mulai paham terkait soal kemajuan teknologi di bidang otomotif ini.
“Perlu diingat dulu penerimaan masyarakat sekarang ini seperti apa. Saya menilai kalau motor listrik yang bisa menjadi perhatian pertama untuk mempopulerkan transportasi ramah lingkungan ini,” ujar Riyanto selaku Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat UI (LPEM UI) dalam diskuis virtual bersama Foruma Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot), Kamis (27/11).
Khusus untuk sepeda motor listrik dianggap kendaraan yang paling cocok saat ini untuk masyarakat Indonesia. Ini lantaran harganya yang lebih terjangkau dibanding mobil. Selain itu, jika penerimaan motor listrik ini sudah baik otomatis kebutuhan kendaraan listrik pun akan meningkat dengan sendirinya.
Sebut saja seperti Gesti dan Viar Q1 yang dibanderol dengan harga Rp 20 jutaan. Dengan teknologi elektrik, motor ini bisa digunakan dengan praktis dan minim perawatan dibandingkan dengan sepeda motor konvensional.
Untuk yang lebih realistis itu adalah motor. Karena Sepeda motor listrik sudah ada 15 perusahaan yang menjual (kendaraan listrik dari data Kementrian Perindustrian). Artinya itu paling realistis,” tambahnya.
Apalagi jika dibandingkan dengan mobil listrik, soal harga jual bekasnya juga akan menjadi pertimbangan masyarakat. Harga baru mobil listrik saat ini bisa dibilang tinggi dan belum familiar di benak konsumen.
KOMENTAR (0)