Tautan komentar di sosial media bisa jadi tempat yang mengerikan. Pun demikian, tetap saja saya tidak tahan untuk tidak melirik ke tautan tersebut. Saya bilang mengerikan karena saya melihat banyak celotehan tentang rem standar ABS, kontrol traksi dan stabilitas, mode berkendara ‘Performance’, dan girboks kopling ganda yang perpindahan giginya secepat kilat. Mereka secara gampang mendeskripsikan mobil super mereka dengan mesin besar, transmisi manual, dan tanpa kontrol traksi atau ABS. Ibaratnya mobil mereka adalah Dodge Viper lansiran tahun 1992.
Tapi waktu mengubah semuanya. Mobil-mobil dengan performa tinggi jaman sekarang cenderung tergantung pada bantuan komputasi yang mengatur kontrol traksi dan mode berkendara yang pada ujungnya membuat mobil jadi jauh lebih kencang.
Dan, meskipun fitur elektronik semacam itu telah mengundang berbagai ‘kegusaran’ di jejaring sosial, namun sejak kelahirannya kembali di tahun 2012 McLaren tetap bergeming untuk mempertahankan semua bantuan komputer yang ‘menjaga’ mobilnya. Buat saya, intervensi komputer tersebut bukan suatu masalah apalagi untuk mobil sehebat McLaren 675LT 2016.
McLaren 675LT yang cuma diproduksi sekitar 500 unit varian coupe dan 500 unit varian spider itu merupakan mobil yang performanya paling mendekati McLaren P1, yang digadang-gadang sebagai mobil hyper milik mereka. Mobil ini mengambil basis 650S yang dari sananya memang sudah mengagumkan dan dibangun menggunakan hasil belajar dari program mobil balap GT3.
McLaren 675LT jelas merupakan sebuah mobil yang lebih ramping, lebih panjang, dan lebih bertenaga serta berorientasi pada trek balap. Namanya juga merupakan kependekan dari total horsepower yang diusungnya dan varian McLaren F1 GTR Long Tail. Mesinnya berkonfigurasi V8 3.8-liter twin turbo dengan camshaft baru, setelan modifikasi ECU anyar, dan berbagai penyempurnaan lainnya. Hasilnya adalah semburan tenaga sebesar 666 hp dan torsi 700 Nm. Mesin ini berpasangan dengan transmisi otomatis kopling ganda 7-speed yang menurut McLaren sanggup memindahkan gigi hanya dalam waktu 40 per seribu detik.
Kendati 650S sudah termasuk ‘enteng’, namun McLaren lagi-lagi berupaya agar bobot 675LT bisa jauh lebih ringan. Caranya adalah dengan aplikasi bemper dan fender berbahan serat karbon, sistem pembuangan berbahan titanium, velg ringan, dan kover kap mesin berbahan polikarbonat yang dikombinasikan dengan rangka pipa MonoCell bermaterikan serat karbon. Alhasil bobot 675LT terpangkas hingga kurang dari 1.361 kg kg atau tepatnya 1.358 kg.
Di trek drag test kami, 675LT kental membuktikan karakternya sebagai mobil super Inggris yang berkharisma dan mempesona. Mobil ini layak bersanding dengan Lamborghini dengan tenaga 666 hp dan berkerangka serat karbon. Nah, bagaimana hasil dari drag test McLaren 675LT yang keren ini? Silakan baca kelanjutannya di MOTORTREND Indonesia edisi Juni 2016 yang akan segera beredar! **MS/ Foto-foto: MOTORTREND Indonesia
<iframe width=”640″ height=”360″ src=”https://www.youtube.com/embed/Grb9L08TCdU” frameborder=”0″ allowfullscreen></iframe>
KOMENTAR (0)