Menurut data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) pada tahun 2019, sekitar 80% kecelakaan di jalan raya disebabkan oleh masalah pada ban dan faktor terbesar adalah ketidakpedulian terhadap tekanan angin ban. Ban yang kekurangan tekanan angin akan berpotensi meletus karena panas berlebihan. Sebaliknya, ban yang kelebihan tekanan angin berdampak terhadap pengendalian. Itu sebabnya, pengecekan tekanan angin ban agar selalu berada dalam kondisi ideal menjadi sangat penting. Salah satu cara mudah dan praktis untuk menjaga tekanan angin ban adalah menggunakan kompresor angin portable.
Saat ini kompresor angin portable banyak tersedia di gerai aksesori dengan beragam harga, merek, dan kemampuan operasional. Pemakaian kompresor angin portable tergolong cukup mudah karena sumber tenaganya berasal dari lighter yang menjadi pemasok daya listrik 12 Volt. Ukuran fisik kompresor angin portable juga cukup ringkas sehingga bisa dibawa dalam bagasi mobil. Kompresor angin portable tersedia dengan beragam pilihan kemampuan menghasilkan udara bertekanan. Untuk mobil kecil seperti city car, hatchback, sedan, MPV, sudah cukup dengan kompresor angin portable kelas 150 psi. Sedangkan mobil besar seperti SUV dan double cab pick-up butuh kompresor angin portable dengan kemampuan lebih tinggi (kelas 300 psi).
Secara teknis, penggunaan kompresor angin portable hanya untuk menambah tekanann angin, bukan untuk mengisi tekanan angin ban dalam kondisi kempis atau kosong (tanpa tekanan angin sama sekali). Sebaiknya jangan memakai kompresor angin portable secara terus menerus semisal lebih dari 30 menit karena berpotensi kepanasan (overheat) dan rusak. Pada sisi lain, perhatikan juga kapasitas daya listrik yang bisa disalurkan oleh lighter. Beberapa kompresor angin portable membutuhkan daya listrik di atas 60 Watt (60 Watt = 12 Volt x 5 Ampere). Jadi jangan sampai maksud baik mengisi tekanan angin ban justru berbuah masalah berupa kebakaran pada sirkuit lighter akibat beban listrik yang berlebihan.
KOMENTAR (0)