Ini Konsekuensi Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

Ini Konsekuensi Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor atau Gaikindo mengungkapkan produksi mobil listrik berbasis baterai sangat mahal dibandingkan dengan produksi mobil konvensional atau yang berbasis bahan bakar minyak. Karena itu, pemerintah harus menyiapkan banyak insentif supaya mobil listrik terjangkau bagi masyarakat.

Ini Konsekuensi Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo mengatakan, biaya rata-rata untuk memproduksi satu buah mobil konvensional, hanya mencapai US$15 ribu dolar per unit atau setara Rp 213 juta (kurs Rp 14.200 per dolar AS). Sedangkan, rata-rata biaya produksi satu unit mobil listrik berbasis baterai, mencapai kisaran US$28 ribu dolar atau sebesar Rp 397 juta, itu belum termasuk pajak dan biaya-biaya lainnya. Harga tersebut tercipta karena modal untuk komponen baterai sendiri dikatakannya sebesar US$13 ribu.

Ini Konsekuensi Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

“Jadi kalau mobil biasa itu cost-nya US$15 ribu, sedangkan mobil baterai cost-nya jadi US$28 ribu. Itu belum pajak dan segala macam sehingga harganya agak sedikit mahal,” tutur dia dalam sebuah diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat, 23 Agustus 2019.

Ini Konsekuensi Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

Ditambahkan oleh Yohannes bahwa harga tersebut juga terbilang masih mahal ketimbang kendaraan hybrid, karena biaya untuk memproduksi satu unit mobil hybrid hanya sebesar US$17.300, sedangkan mobil hybrid yang menggunakan baterai lebih besar mencapai US$24 ribu.

“Sedangkan untuk pelaku industri hybrid yang baterainya lebih besar, yang bisa di charge sehingga penggunaan baterai bisa lebih maksimum itu jadi lebih mahal, kira-kira US$9 ribu lebih mahal sehingga US$24 ribu,” tegas dia.

Ini Konsekuensi Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

Di samping biaya produksi tersebut, untuk memproduksi satu buah mobil listrik, industri kendaraan bermotor juga harus melakukan perombakan besar-besaran terhadap proses produksinya. Sebab, komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit kendaraan listrik lebih sedikit ketimbang kendaraan konvensional.

“Mobil normal dibutuhkan kira-kira sekitar 30 ribu komponen, kalau mobil listrik membutuhkan 20 ribu komponen. Sehingga industri akan berubah total di sini seperti knalpot, radiator, silinder head, segala macem, enggak akan di perlukan, yang perlu baterainya dan segala macem,” ungkap dia.

KOMENTAR (0)