Kisruh soal juara nasional balapan Kejurnas Indonesia Touring Car Championship (ITCR) Max 2019 antara dua pembalap dari tim pabrikan berbeda yakni Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia) dengan Haridarma Manoppo (Toyota Team Indonesia) akhirnya diputuskan lewat Surat Keputusan (SK) Ikatan Motor Indonesia (IMI). Melalui SK IMI yang ditandatangi langsung oleh Ketua PP IMI, Sadikin Aksa secara terang-terangan menjelaskan kalau poin yang diraih Haridarma Manoppo sejak seri 1 hingga seri 4 ITCR Max 2019 dicoret.
Dengan demikian, Haridarma yang sukses memenangi seri terakhir di BSD Grand Prix tetap kalah jumlah poin dari Alvin Bahar, karena raihan poin Haridarma hanya dihitung sejak seri 5, seri 6, dan seri 7 di BSD. Dirilisnya SK IMI ini secara otomatis juga menganulir hasil putusan tim panel banding yang menyatakan poin Haridarma hanya dicoret untuk seri 4 saja (kasus part intake manifold di mobil Yaris TTI). Artinya, persaingan gelar juara nasional masih seru untuk disaksikan.
Akan tetapi, tepat di seri 7 atau putaran pamungkas muncul beberapa kejanggalan. Haridarma yang finish di podium pertama tentu layak merayakan kemenangan karena unggul koleksi poin. Bahkan sang MC juga mengumumkan Haridarma sebagai juara nasional ITCR Max 2019. Tapi di paddock lainnya, Alvin Bahar dari tim Honda Racing Indonesia juga menggelar selebrasi juara nasional. Selebrasi ini juga didasarkan asumsi dihapuskannya poin sang rival dari seri 1 hingga seri 4, padahal saat itu belum ada keputusan IMI.
Kemudian, tepat di masa-masa injury time akhirnya keluarlah SK IMI dengan nomor 251/IMI/SK- KU/XII/2019 yang seakan mengetok palu, Alvin Bahar dari Honda Racing Indonesia menjadi juara nasional ITCR Max tahun ini. Keputusan IMI yang memenangkan Alvin Bahar tidak bisa diterima begitu saja oleh kubu Toyota Team Indonesia (TTI). Bos TTI Memet Djumhana geram melihat keanehan dan kejanggalan yang dipertontonkan.
Menurut Memet, demi memperjuangkan sportifitas dalam dunia olahraga pihaknya tidak akan segan mengambil langkah lebih jauh, termasuk langkah hukum. “Keanehan dan kejanggalan ini, kalau didiamkan, seolah akan menjadi pembenaran dan kondisi ini sangat tidak baik untuk motorsport Indonesia,” ujar Memet Djumhana.
Tak hanya itu, sosok senior di dunia motorsport tanah air ini dengan lantang mengecam jika memang ada oknum-oknum yang bermain. “Silakan kalau juara ITCR Max mau diambil, tapi tolong lakukan dengan prosedur yang benar dan sesuai peraturan. Jangan kasar begini,” tegasnya.
Dalam waktu dekat, TTI akan mengambil langkah dan tindakan lanjutan untuk merespon SK IMI tersebut.
KOMENTAR (0)