Merayakan 40 tahun keberadaan Mercedes-Benz G-Class, klub pecinta mobil yang akrab disebut ‘Gelandewagen’ tersebut yang tergabung dalam Mercedes Jip Indonesia (MJI) baru saja menggelar perjalanan dengan tajuk ‘MJI Batik Touring 2019’ dengan rute Jakarta-Yogyakarta-Pacitan-Yogyakarta-Jakarta dalam waktu empat hari.
Mengawali start dari Rest Area KM 102 Cipali menuju Yogyakarta, rombongan sekitar 50an G-Class dari Jakarta dan Bandung berjalan beriringan menyusuri panjanganya jalan tol Trans Jawa pada 3 Oktober 2019 lalu. Selama perjalanan tersebut, banyak hal terjadi menimpa beberapa mobil milik member MJI, mulai dari ban sobek hingga gangguan mesin mobil mereka. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat seluruh peserta untuk mengikuti rangkaian acara yang telah panitia siapkan hingga hari terakhir.
Cokorda Putra Adnyana, Presiden MJI mengatakan, dalam turing MJI kali ini yang mengangkat tema ‘MJI Batik Touring 2019’ merupakan salah satu kegiatan yang kami lakukan untuk merayakan 40th Anniversary G-Class.
“Tidak hanya merayakan 40th keberadaan G-Class, namun dalam kesempatan kali ini kami juga menggelar adventure ke beberapa tempat di Pacitan dan Parang Tritis. Disana kita berkesempatan menguji kendaraan yang kita miliki dengan medan yang memiliki bermacam karakter,” kata pria yang akrab disapa Cok Nana tersebut saat ditemui otoblitz.net di Yogyakarta, Minggu (6/10).
Selain adventure, kami juga selalu menggelar kegiatan sosial yang kali ini kita gelar di Pacitan. Setelah sukses menggelar ‘MJI Batik Touring 2019’, kami akan menggelar turing menuju Pulau Sumatera. “Sudah lama kita rencanakan untuk menjelajah Pulau Sumatera. Namun hingga kali ini belum juga tercapai. Semoga tahun depan bisa ya,” ungkap Cok Nana.
Sementara Andreas Pratama, Ketua Pelaksan MJI Batik Touring 2019 mengungkapkan banyak kegiatan yang kita lakukan dalam perjalanan kali ini. Selain untuk member sendiri, kita juga menggelar lomba melukis untuk anak-anak di sekitaran Pantai Klayar, Pacitan dan juga bantuan berupa pompa air dan pipa-pipa saluran bagi warga yang membutuhkan.
“Tidak hanya di Pacitan kita menggelar acara kali ini, karena kami juga mengajak para peserta untuk belajar membatik secara tradisional di Rumah Batik Winotosastro, salah satu pusat batik tradisional yang masih bertahan hingga saat ini,” ungkap Andreas.
KOMENTAR (0)