Di Indonesia, tahun 2014 adalah tahun politik. Penjualan mobil bakal jalan di tempat. Kalaupun para produsen menargetkan penjualan LCGC sebanyak 10.000 unit per bulan, tetap tak akan mendongkrak pasar.
Indikasi itu sudah terasa sejak tahun lalu. Bahwa 2014 adalah tahun politik di Indonesia – ditandai dengan pemilu legislatif dan pemilihan presiden – dipastikan akan ikut melesukan dunia bisnis, termasuk pasar otomotif.
Bahkan, dalam kondisi negara normal pun, artinya tak ada gejolak pada dua pesta demokrasi tersebut, Gaikindo tetap memperkirakan penjualan mobil di 2014 bakal jalan di tempat, alias sama dengan 2013, “hanya” 1,23 juta unit.
Sebaliknya, “Kalau terjadi gejolak, penjualan mobil akan turun menjadi sekitar 1,1 juta unit,” kata Yongki D Sugiarto, Wakil Ketua Gaikindo, dalam pemaparan Indonesia Automotive Outlook 2014, Rabu (5/2).
Tanda-tanda penurunan itu tetap jelas terlihat meskipun banyak produsen mobil – dengan “restu” Pemerintah – berlomba-lomba meluncurkan kendaraan Low Cost Green Car (LCGC).
“Penjualan LCGC tak akan tumbuh terlalu pesat,” kata Yongki. Pasalnya, saat ini Pemerintah sedang berencana menerapkan premi asuransi terhadap mobil berharga jual rendah sampai dengan 4.5%. Andai saja harga LCGC per unit sekitar Rp 100 juta, maka konsumen harus membayar premi Rp 4,5 juta per tahun.
Konsumen LCGC, umumnya, adalah para pembeli baru yang sebelumnya tak memiliki mobil. Alih-alih premi sebesar itu tentu akan jadi pertimbangan tersendiri bagi mereka. Belum lagi persoalan syarat kredit yang lebih ketat dengan suku bunga lebih tinggi, plus harga BBM dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan serta Pajak Kendaraan Bermotor yang kabarnya juga akan dinaikkan.
Kalaupun para produsen menargetkan penjualan LCGC sebanyak 10.000 unit per bulan, tetap tak akan mendongkrak pasar secara keseluruhan. “Paling yang akan tergerus pasar MPV,” kata Yongki. Tahun lalu, penjualan MPV masih 787.000 unit. Dengan hadirnya LCGC, setidaknya omset MPV bakal terambil sampai 120.000 unit.
Kendati begitu, Gaikindo berkeyakinan, peluang pertumbuhan mobil di Indonesia masih sangat besar. Kelesuan yang terjadi di tahun politk, dipastikan, hanya bersifat sementara. Belajar dari pengalaman, ketika pemilu tahun 2009, menurut Yongki, “Penjualan mobil juga menurun kok.”
KOMENTAR (0)