Industri Otomotif Andalkan Layanan Purnajual Selama Masa Pandemi

Industri Otomotif Andalkan Layanan Purnajual Selama Masa Pandemi

Lesunya penjualan mobil mendorong para agen pemegang merek (APM) untuk beramai-ramai memaksimalkan layanan purnajual. Berdasarkan  data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) hingga Juli 2020, pasar otomotif nasional mengalami penurunan  sebesar 44,6% dibanding tahun 2019. Pada sisi lain,  konsumen akan terus memakai layanan bengkel dan membeli suku cadang selama masih memakai mobil tersebut.

Industri Otomotif Andalkan Layanan Purnajual Selama Masa Pandemi

Secara bisnis, penjualan  mengalami penurunan namun  penurunan pada sektor  aftersales relatif lebih rendah. Pada dasarnya,  permintaan terhadap layanan purnajual tetap signifikan karena  kendaraan tetap membutuhkan layanan servis untuk beroperasi. Sebagai contoh,  bisnis penjualan suku cadang berkontribusi sekitar 25%  terhadap pendapatan, sedangkan layanan servis memberikan pemasukan 35%. Jadi saat ini aftersales service memang penyumbang utama bagi para agen pemegang merek, terlebih tingkat  kompetisi relatif rendah.

Sejumlah APM melaporkan peningkatan penjualan suku cadang dan aksesori resmi pada masa transisi pandemi Covid-19 atau sejak Juni 2020. Sebelumnya, bisnis suku cadang anjlok hingga 32% selama tiga bulan terakhir. Bahkan ada pabrikan yang meraih  total angka penjualan suku cadang  domestik dan ekspor  pada Juni 2020 hingga  92%  jika dibandingkan dengan periode bulan yang sama tahun 2019. Secara umum,  peningkatan penjualan suku cadang dan aksesori resmi terfokus pada  genuine parts, genuine oil,  genuine accessories. Dengan kata lain, layanan purnajual berperan penting sebagai  angin segar bagi industri otomotif yang mengalami pukulan berat  akibat pandemi virus Corona. Memperkuat loyalitas  konsumen melalui layanan purnajual  menjadi strategi industri otomotif untuk tetap bertahan di tengah tekanan wabah virus Corona.

KOMENTAR (0)