Ditengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini memberikan dampak negatif di beberapa sektor ekonomi. Sektor otomotif pun menjadi salah satu yang terkena imbas karena bukan hanya di industri produk baru atau penjulan mobil baru saja, jual beli mobil bekas pun terkena imbasnya.
Suzuki Auto Value sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis ini pun secara tidak langsung merasakan efeknya. Perusahaan jual beli mobil bekas yang berada dibawah naungan PT Suzuki Indomobil Sales pun tetap berkomitmen untuk tetap konsisten ditengah kondisi tak banyak menguntungkan seperti sekarang ini.
“Saya lihat industri mobil bekas termasuk yang terkena dampak sangat dalam akibat pandemik dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), mungkin angka pastinya tidak tahu karena industri mobil bekas datanya tidak terorganisir. Beberapa teman dari bursa juga menyampaikan bisa turun sampai 80 persen, dan di Auto Value juga turunnya sama sampai 80 persen,” jelas Business Development Head PT Suzuki Indomobil Sales, Hendro Kaligis, dalam wawancara secara virtual bersama Forwot, Kamis (7/5/2020).
Meski begitu, Hendro juga mengungkapkan bahwa Suzuki Auto Value tetap mendukung penjualan mobil-mobil baru yang ada di dealer resmi. Sehingga sebisa mungkin bisnis mobil bekas ini akan selalu ada meski harus melewati masa-masa sulit.
Strategi yang dilakukan Suzuki Auto Value untuk menopang penjualan mobil baru adalah dengan memfasilitasi konsumen untuk mengikuti program tukar tambah. Efek positifnya, konsumen bisa menjual mobil lama mereka dan hasilnya dijadikan bagian dari pembayaran mobil baru sesuai keinginan mereka.
Salah satu mobil baru dari Suzuki yang menjadi primadona yakni Suzuki XL7 yang baru diluncurkan pada awal tahun 2020. Diakui Hendro bahwa banyak konsumen yang melakukan tukar tambah mobilnya dengan XL7.
Seperti dikatakan Hendro bahwa bisnis mereka di awal Januari cukup baik. Namun memasuki bulan Februari mulai turun karena adanya bencana alam di sejumlah daerah. Kemudian masuk di bulan Maret sempat alami kenaikan lagi setelah hitungan akumulasi penjualan di bulan Februari dan Maret.
Setelah itu, masuk bulan April kembali menurun karena kondisi pandemi Covid-19 yang semakin mewabah parah di Indonesia.
“Bisnis kami beda dengan jual beli mobil bekas secara umumnya, kami mendukung penjualan mobil baru. Namun secara jangka panjang juga kami tetap bisa tumbuh,” ujarnya.
KOMENTAR (0)