Mudik Pakai Mobil Klasik, Kenapa Tidak?

Mudik Pakai Mobil Klasik, Kenapa Tidak?

Mudik menggunakan mobil klasik? Tentu bisa! Walau mobil-mobil klasik yang telah berusia diatas 30 tahun memiliki berbagai resiko misalnya gampang overheat, oli bocor/rembes, maupun mengalami kerusakan pada sistem pendingin, namun jangan salah, ternyata masih banyak masyarakat yang mudik menggunakan mobil lawas kesayangan mereka.

Mudik Pakai Mobil Klasik, Kenapa Tidak?

Tentu banyak faktor yang membuat mereka berani mudik menggunakan mobil-mobil tua. Selain dianggap memiliki nilai historis, mudik menggunakan mobil tua ternyata dianggap sebagian orang lebih nyaman jika dibandingkan dengan mobil-mobil baru.

Nah, berikut ini adalah berbagai komentar dari beberapa anggota komunitas mobil mengenai pengalaman mereka mudik menggunakan mobil lawas:

Mudik Pakai Mobil Klasik, Kenapa Tidak?

Suro Adhiwibowo, Vice President Mercedes Benz Club Indonesia Regional Jawa Tengah dan DIY

“Setiap tahun, saat Idul Fitri saya mudik dari Jogjakarta ke Jakarta menggunakan Mercedes-Benz W123 keluaran tahun 1978. Saya lebih suka mudik menggunakan mobil ini karena sangat nyaman digunakan, dan istri dan anak-anak saya juga lebih suka mudik naik Tiger ini.

“Dulu saya pernah sekali pergi mudik naik mobil baru, eh malah remuk awakku (badan saya-Red.). Naik mobil baru justru terasa tidak enak dikendarai, padahal lebih irit.

Alhamdulillah selama perjalanan, mobil saya tidak pernah mengalami kendala, karena memang sebelum berangkat saya sudah membawa mobil ke bengkel untuk cek semua bagian, mulai dari ganti oli, mesin, kaki-kaki, sampai urusan kelistrikan.

“Mobil saya ini, walaupun sudah berumur, sering saya gunakan untuk touring jarak jauh. Biasa perjalanan dari Jogjakarta menuju Jakarta memakan waktu 14 jam, dan biasanya saya lebih memilih untuk melewati jalur alternatif, selain untuk menghindari kemacetan juga bisa dapat melihat pemandangan yang lebih bagus.”

Mudik Pakai Mobil Klasik, Kenapa Tidak?

Eddie Tigano, Humas Volkswagen Bekasi

“Saya pernah pulang kampung dari Jakarta ke Bandung menggunakan mobil Volkswagen Kombi keluaran tahun 1974.

“Seru sih pulang kampung naik Kombi, karena mobilnya besar, jadi bisa muat banyak barang, penumpang juga merasa lebih nyaman.

“Saya tidak pernah mengalami masalah ketika mudik mengunakan mobil tua, padahal saat itu keadaan sedang macet. Banyak yang bilang menggunakan mobil tua jika digunakan untuk perjalanan jarak jauh akan cepat overheat, tapi saya tidak pernah mengalami hal itu ketika mudik, semuanya lancar-lancar saja, asalkan memang sebelum melakukan perjalan harus mengecek kendaaraan kita terlebih dulu.

“Sebelum berangkat mudik sebaiknya setiap pemudik harus mempersiapkan beberapa hal, seperti mengecek kondisi kaki-kaki dan rem, mesin juga harus prima, jangan lupa membawa spare part, persiapkan kunci-kunci, dan jangan lupa membawa dongkrak.”

Mudik Pakai Mobil Klasik, Kenapa Tidak?

Ahmad Sholihin, Technical Support Singo Gendeng Family

“Kampung halaman saya berada di Kebumen, setiap tahun saya selalu mudik kesana. Ketika mudik saya sering menggunakan Peugeot 505, yang walaupun mobil tua ternyata mobil Peugeot itu lebih nyaman digunakan.

“Jika mudik menggunakan Peugeot 505 terasa tidak mudah lelah, karena memang joknya itu terasa sangat nyaman. Saya pernah pergi keluar kota menggunakan mobil Jepang terbaru, tetapi malah gampang capek, pinggang rasanya sakit.

“Mobil yang saya gunakan juga tidak pernah mengalami kerusakan ketika mudik, karena memang saya rutin mengecek kondisi mobil, mulai sistem pengapian, rem, sampai kaki-kaki.

“Bagi yang ingin pergi mudik menggunakan mobil tua, sebaiknya harus benar-benar memperhatikan kondisi mobil, si pemilik harus tahu apa ‘penyakit’ mobilnya, dan sebaiknya sebelum berangkat mobil terlebih dahulu diperiksa di bengkel terpercaya.” **MS

TAGS

KOMENTAR (0)