Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta kepada produsen otomotif untuk membuat ventilator demi memenuhi kebutuhan medis menanggapi pandemik virus korona. Oleh karena itu, Kemenperin akan mempersiapkan regulasi yang berkaitan dengan teknis standar ventilator yang akan diproduksi industri otomotif.
“Pada prinsipnya, Kemenperin sangat terbuka dan mendukung tim perguruan tinggi yang saat ini sedang melakukan proses produksi ventilator. Kami akan mendukung dari sisi regulasi maupun pemberian alat bantu uji sehingga ventilator dapat dengan segera diproduksi,” ujar Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier.
Taufiek menekankan agar ventilator yang nantinya diproduksi dapat sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “Hal terpenting dalam produksi ventilator ini adalah kesesuaian dengan standar dan parameter yang ditentukan oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes,” jelasnya.
Taufiek menjelaskan kendala yang saat ini sedang dihadapi oleh tim adalah ketersediaan komponen yang sebagian besar masih harus diimpor. Terkait dengan hal ini, Taufiek menyampaikan, pemerintah telah mengeluarkan Perpres No. 58 tahun 2020 tentang Penataan dan Penyederhanaan Izin Impor. “Kami berharap regulasi ini dapat digunakan dan membantu tim dari perguruan tinggi dalam melakukan impor komponen-komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi ventilator,” ungkapnya.
Sementara Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, mengungkapkan sudah ada salah satu supplier dari Gaikindo yang juga mengembangkan ventilator dan saat ini sedang dalam uji coba. Dia mengklaim untuk merek-merek otomotif yang ada di bawah mereka juga berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan pandemik virus korona.
“Ventilator yang saat ini dikembangkan oleh PT Darma sedang berada pada tahap tes daya tahan (endurance test) di BPFK Kemenkes. Setelah tahap ini selesai dan perusahaan tersebut membutuhkan komponen tambahan, industri otomotif siap bekerja sama,” ungkapnya.
KOMENTAR (0)