“Pure driving. Pure racing. That makes me happy.” – Senna
Awal Mei ini, genap 20 tahun Ayrton Senna (1960-1994) tewas.
Juara Dunia Formula 1 tiga kali (1988, 1990, 1991) itu mengalami kecelakaan fatal di tikungan Tamburello, Grand Prix San Marino, saat memimpin balapan bersama tim Williams, pada 1 Mei 1994.
Nah, untuk menghormati Senna yang legendaris dan ikonik, bagaimana jika kita menonton (lagi) film dokumenternya yang, kebetulan, sempat memenangkan penghargaan sebagai “karya seni-balap dunia terbaik tahun 2010”?
Dalam cuplikan film yang mengambil judul dari namanya: Senna tersebut – untuk pertama kalinya Senna menceritakan kisah hidupnya, kegilaannya, juga keberaniannya hingga menjadi sang juara.
Persaingannya dengan Alain Prost juga menjadi fokus utama film; kendati, pada akhirnya, mereka kembali bebaikan. Prost bahkan jadi salah satu pengusung jenazah saat Senna dimakamkan.
Senna, boleh dibilang, “manusia yang cukup sempurna”, baik sebagai pribadi maupun saat berkompetisi – meskipun, tentu, ada juga suara yang berpendapat berbeda.
Dan, (film) Senna merupakan penghargaan yang menyentuh, sekaligus memberi inspirasi sebagai salah satu driver mobil balap terbaik dunia yang pernah ada.
Jadi, ini memang perlu ditonton. Bahkan, rasanya, sulit untuk tidak terharu saat menjelang akhir tayangan….
KOMENTAR (0)