Seiring dengan makin banyaknya perusahaan yang sudah mulai menerapkan Work-From-Office (WFO), suasana lalu lintas di jalan pun sudah mulai kembali terasa padat, bahkan lebih ramai. Namun seiring dengan kembalinya suasana lalu lintas, kita pun perlu selalu berhati-hati di jalan raya untuk meminimalisir resiko kecelakaan untuk terjadi. Apalagi jalan raya itu milik semua orang yang dapat digunakan untuk pejalan kaki, kendaraan roda empat dan roda dua, serta pesepeda.
Dilansir dari dataindonesia.id, menurut Kementerian Perhubungan jumlah kecelakaan lalu lintas darat di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 103.645 kasus. Jumlah kecelakaan tersebut meningkat sebanyak 3,62% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi bersamaan dengan mulai kembalinya mobilitas masyarakat Indonesia akibat penurunan pembatasan sosial akibat Covid-19.
Faktor terjadinya kecelakaan pun berbagai macam. Adapun, menurut Kepolisian Republik Indonesia yang dikutip dari kominfo.go.id bahwa terdapat 3 faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas yaitu: 9% akibat faktor kendaraan, 30% akibat faktor prasarana dan lingkungan, dan 61% akibat faktor manusia. Faktor manusia ini pun memiliki keterkaitan erat dengan kemampuan menyetir dan juga karakter dari pengemudi itu sendiri
Sony Susmana dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) dalam acara komunitas Cars & Coffee Powered by OLX Autos yang digelar pada 5 Juni 2022 menjelaskan bahwa karakter pengemudi merupakan salah satu faktor yang mendorong pengemudi untuk melakukan aggressive driving. Pengemudi dengan sifat agresif seperti ini dapat menciptakan pertikaian di jalan, dan juga bisa menjadi pemicu atau penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Adapun ciri-ciri dari seorang aggressive driver sebagai berikut:
1. Pindah lajur asal-asalan
Seorang aggressive driver selalu menginginkan perjalanannya untuk terus berjalan tanpa ada halangan macet. Pada saat lajur yang diikuti oleh sang pengemudi melambat, seorang aggressive driver kerap akan memilih untuk langsung memindah lajurnya dan biasanya langsung berpindah tanpa mengikuti aturan berpindah lajur yang baik dan benar.
2. Tidak Toleran dengan pengguna jalan
Seorang aggressive driver biasanya memiliki sifat egois yang lebih tinggi dan selalu ingin menang sendiri pada saat di jalan. Bentuk-bentuk dari keegoisan ini seperti tidak mau memberi kesempatan pengemudi lain untuk berpindah atau masuk ke lajur jalan dan menggunakan bahu jalan tol agar tidak terjebak macet.
3. Akselerasi kasar dan lebih memilih untuk menghindar daripada menginjak rem
Menurut Sony, pengemudi yang agresif akan melakukan akselerasi yang kasar dimana mereka tidak mempedulikan jarak aman antar kendaraan dan oleh karena akselerasinya yang tidak teratur, pengemudi agresif akan lebih memilih untuk menghindar jika kendaraan di depannya melamban. Hal ini sangat membahayakan para pengemudi lainnya.
4. Overspeeding
Terakhir, seorang aggressive driver kerap untuk berkendara dengan kecepatan yang melebihi batas kecepatan yang ada terutama di jalan tol. Digabungkan dengan sifat-sifat lainnya, hal ini akan sangat meningkatkan resiko terjadinya sebuah kecelakaan lalu lintas.
Lalu apa yang harus Anda lakukan jika Anda menemui seorang aggressive driver? Sony menjelaskan bahwa yang paling penting adalah untuk tidak terpancing oleh pengemudi tersebut dan selalu memilih untuk menjauh atau mengalah dari pengemudi tersebut agar kita juga bisa mengurangi resiko terjadinya kecelakaan yang dapat menimpa Anda ataupun pengemudi lainnya.
KOMENTAR (0)