
Sistem suspensi memiliki dua komponen utama, yaitu pegas dan shock absorber atau peredam kejut. Namun beberapa mobil juga melengkapi sistem suspensi dengan berbagai komponen untuk mendukung kinerjanya. Tujuannya untuk meningkatkan kenyamanan dan kemampuan manuver mobil.

Tanda-tanda Sistem Suspensi Terganggu
1. Ayunan Berlebihan
Ketika AutoFamily merasakan mobil berayun lebih lembut dari biasanya khususnya ketika berbelok di tikungan, dan butuh waktu lebih lama untuk kembali ke posisi stabil, bisa dipastikan performa shock absorber atau shockbreaker sudah kurang optimal. Waspadalah karena AutoFamily akan kurang nyaman dalam mengontrol gerak mobil secara baik dan sanggup memicu kecelakaan.
2. Suara Berisik
Suara berisik dari area kaki-kaki menandakan bahwa kondisinya sudah tak prima lagi sehingga perlu untuk mengganti dengan yang baru.
3. Mobil Tidak Seimbang
AutoFamily bisa mengeceknya dengan meletakkan mobil di tempat yang rata, kemudian perhatikan jarak antara ban dan sepatbor mobil. Bila setiap roda memiliki jarak yang berbeda dengan sepatbor, maka kemungkinan salah satu suspensi tidak berfungsi dengan baik.
4. Oli Shock Absorber Bocor
Kebocoran pada shock absorber akan membuatnya tidak bekerja maksimal. Langkah terbaik dari masalah ini adalah menggantinya dengan parts asli di bengkel Auto2000.
5. Ban Aus Tidak Merata
Kalau AutoFamily melihat ban aus bergelombang, merupakan salah satu indikator suspensi tidak optimal. Termasuk menandakan bahwa peredam kejut telah mengalami gangguan pada jangka waktu yang lama.

Tips Jaga Kondisi Suspensi Mobil
1. Jaga Tekanan Udara Ban
Agar suspensi tetap berfungsi dengan maksimal, tekanan udara ban harus diperiksa. Jika tekanan udara pada ban tidak sesuai petunjuk teknis, maka suspensi akan bekerja lebih keras. Hal ini berpotensi memperpendek usia pakai peredam kejut dan pegas mobil.
2. Cek Kondisi Shock Absorber
Periksa kondisi sokbreker, per dan hidrolis serta oli jika ada. Termasuk karet pelindung, stoper, dan komponen karet lainnya di kaki-kaki mobil. Jangan sampai terjadi kebocoran dan korosi pada per karena mengakibatkan strukturnya melemah.
3. Perhatikan Payload Mobil
Jangan sampai muatan mobil melebihi daya angkut atau payload yang telah ditentukan. Pasalnya, suspensi memiliki kekuatan beban maksimal yang sanggup dibawa. Jika dipaksakan, ada potensi sokbreker akan bocor bahkan bisa berakibat lebih parah lagi. Selain itu, muatan berlebih juga membuat mobil sulit untuk dikendalikan dan sangat berbahaya untuk keselamatan.
4. Rutin Spooring dan Balancing
Saat spooring akan dilakukan pengaturan sudut keselarasan roda. Jika kaki-kaki mobil bermasalah maka spooring akan sulit untuk dilakukan. Balancing mengatur perputaran roda agar tidak bergetar. Namun andai ban bergetar secara berlebih, akan berdampak pada kekuatan sokbreker yang mesti menopangnya.

5. Rotasi Ban Saat Servis Berkala
Merotasi ban depan dengan belakang perlu dilakukan karena ban bagian depan biasanya akan lebih cepat habis. Misalnya AutoFamily melakukan pengereman, otomatis rem depan dulu yang bekerja, kemudian tersalurkan ke belakang. Kondisi ban yang selalu prima membantu kinerja sokbreker lantaran lebih mudah dalam meredam guncangan.
6. Mengemudi dengan Aman
Jangan berlaku sembarangan di jalan, seperti menghajar polisi tidur atau lubang jalan tanpa mengurangi kecepatan sedikitpun. Atau melakukan akselerasi dan pengereman mendadak yang membuat sokbreker bekerja keras. Atur irama berkendara supaya komponen sokbreker tetap awet dan bekerja optimal.
7. Periksa Saat Servis Berkala
Waktu servis berkala, shock absorber, pegas, dan komponen lain yang terkait dengannya akan diperiksa untuk memastikan kondisinya selalu prima. Termasuk spooring dan balancing serta rotasi ban untuk memastikan seluruh komponen kaki-kaki memperoleh perawatan yang optimal.

































KOMENTAR (0)