PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan bahwa sepanjang Januari hingga April 2019 bahwa ekspor kendaraan Completely Built Up (CBU) Toyota dari Indonesia ke negara tujuan mengalami penurunan 6% berbanding tahun lalu.
Ditengarai adanya gejolak perekonomian global yang berdampak hinga negara tujuan ekspor utamanya di kawasan Timur Tengah dan Filipina.
Tercatat bahwa Januari – April 2019, TMMIN mengirimkan 61.600 unit. Sedangkan periode yang sama tahun lalu mencapai 65.700 unit kendaraan Toyota.
“Naik turunnya kondisi perekonomian di sebuah negara tujuan ekspor merupakan hal di luar kontrol atau kendali kita dan tidak terhindarkan. Namun demikian, hal-hal seperti ini tentu telah kami perhitungkan dalam manajemen resiko,” ujar Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam.
Secara lebih detail kendaraan yang diekspor oleh TMMIN, mulai dari yang punya kontribusi terbesar adalah Toyota Fortuner dengan volume 14.400 unit.
Posisi kedua ditempati Rush dengan volume 12.600 unit, kemudian Agya di posisi tiga dengan 10.800 unit. Vios juga masih diekspor dengan jumlah 7.500 unit dan Avanza 8.400 unit.
Adapun Kijang Innova, Sienta, Yaris serta Town Ace/Lite Ace ditotal volumenya mencapai 7.900 unit.
Turunnya jumlah angka ekspor ke negara tujuan diyakini tak akan membuat TMMIN mengkoreksi angka target pertumbuhan ekspor di atas 5% hingga penhujung tahun 2019.
“Belum ada koreksi terhadap target ekspor. Kami masih optimis target pertumbuhan di atas 5% dapat tercapai. Mulai pertengahan tahun, akan ada ekspansi ekspor ke beberapa negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah. Ditambah adanya permintaan fleet order dari negara negara Timur Tengah diharapkan bisa membantu tercapainya target yang ditetapkan,” pungkas Azam dalam siaran pers yang diterima redaksi.
KOMENTAR (0)