Saat pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, rasanya seperti ‘meloncat’ kembali ke era tahun ’50 dan ’60-an. Nuansa klasik begitu terasa, dari deretan mobil eksotis yang berjajar rapih, ditambah ornamen-ornamen serta desain interior yang di-setting sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan klasik nan eksotis.
Itulah sekilas gambaran saat Otoblitzclassic berkunjung ke Hauwke’s Auto Gallery, yang beralamat di Jl. Puri Mutiara VI, Jakarta Selatan ini. Anda bisa menikmati beragam mobil klasik milik Hartawan Setjodiningrat, mulai dari keluaran tahun 1908 hingga 1960-an.
Menurut pria yang akrab disapa Hauwke ini, galeri ini dibangun sejak tahun 2008, dan mobil-mobil yang dipamerkan di tempat ini merupakan koleksi miliknya yang dikumpulkan sejak tahun 1979. Dahulu, kebanyakan mobil-mobil ini dibeli dalam kondisi sangat memprihatinkan, lalu direstorasi oleh Hauwke sehingga menjadi mobil klasik yang anggun dan berkelas.
Hauwke’s Auto Gallery ini terbagi menjadi dua area, yakni area indoor dan outdoor. Di area outdoor, Anda dapat menemukan beberapa mobil klasik yang berjajar anggun di sebelah kanan, mulai dari Chevrolet Bel Air, Chevrolet Impala, Austin Seven keluaran 1937 hingga mobil Formula 1 vintage. Sebagai aksen untuk lebih memberikan kesan klasik, di area ini juga dibuatkan sebuah pompa bensin Texaco model lawas.
Memasuki ruang indoor, Anda akan dibuat terkesima dengan koleksi yang dimiliki Hauwke, mulai dari Chevrolet Corvette, Mustang Boss, hingga mobil eks-Presiden Soekarno pun terpajang rapih di ruangan ini. Naik ke lantai dua, pengunjung dapat melihat dinner set Amerika seperti tahun ’50-an, yang di penuhi dengan furniture serta beragam perak-pernik yang khas di eranya.
Menurut Hauwke, sebenarnya galeri ini tidak dibuka untuk masyarakat umum, namun memang sering digunakan untuk berbagai kegiatan mulai dari pemotretan hingga syuting video klip yang membutuhkan mobil antik sebagai properti pendukung.
Hauwke pun bercerita, sebenarnya ide untuk pembuatan galeri ini telah terpikirkan cukup lama. Berawal dari tahun 1990-an, kala itu mobil-mobil koleksi Hauwke sering dipinjam untuk digunakan sebagai properti untuk pembuatan film. Lama-kelamaan, timbul ide untuk membuat galeri ini.
“Sebenarnya bukan untuk mengkomersilkan mobil antik, ya hitung-hitung hasil sewanya bisa digunakan untuk biaya karyawan yang merawat mobil,” tuntas Hauwke. **MS
KOMENTAR (0)