Walau semakin banyak mobil yang diproduksi dengan sistem penggerak roda depan (FWD), nyatanya mobil dengan sistem penggerak roda belakang (RWD) masih tetap diproduksi. Secara umum, penganut aliran sistem penggerak roda belakang adalah sports car karena diyakini mampu memberikan distribusi berat yang seimbang (50:50) antara sumbu roda depan plus belakang sehingga menghasilkan karakter pengendalian yang optimal. Konfigurasi mesin depan dan sistem penggerak roda belakang memungkinkan ban untuk berbagi tugas dengan merata (ban depan sebagai kemudi dan ban belakang sebagai penggerak). Pada sisi lain, roda belakang yang menjadi penggerak menyebabkan mobil penganut RWD kerap mengalami oversteer.
Arti Oversteer
Oversteer terjadi ketika mobil menikung tajam dengan kecepatan tinggi sehingga berakibat ban kehilangan traksi dan menyebabkan bagian belakang mobil bergerak liar tidak terkendali. Ada dua penyebab oversteer. Pertama kondisi tapak ban yang sudah aus dan kedua tenaga mesin yang disalurkan ke ban belakang terlalu besar. Tapak ban belakang yang sudah aus membuat ban kehilangan traksi sehingga mobil kehilangan kendali dan bagian belakang bergerak liar seperti mendahului bagian depan mobil
Mengatasi Oversteer
Jika mobil sudah mengalami oversteer, kurangi injakan pedal gas secara lembut agar ban belakang kembali mendapatkan traksi. Pada saat bersamaan, lakukan counter steer atau putar kemudi ke arah berlawanan dari oversteer atau minimal luruskan kemudi. Dengan demikian roda belakang dapat bergerak searah dengan bagian depan mobil dan putar kemudi sesuai arah yang dituju. Semua proses tersebut berlangsung dalam hitungan sepersekian detik agar mobil tetap bisa dikendalikan dan tidak sampai terperosok keluar jalan.
Menghindari Oversteer
Cara terbaik untuk menghindari oversteer adalah menurunkan kecepatan mobil ketika mendekati atau sebelum memasuki tikungan. Perhatikan sudut tikungan agar dapat membuat perkiraan kecepatan yang tetap ketika memasuki tikungan. Jangan menekan pedal gas secara agresif saat mobil keluar tikungan agar ban belakang tidak “mendahului” ban depan. Terakhir, pastikan tapak ban selalu dalam kondisi prima agar memiliki traksi optimal ke permukaan jalan.
KOMENTAR (0)