Setelah empat dekade nyaris tak terdengar gaungnya di kancah pasar otomotif global, Volkswagen AG kembali membangkitkan kembali label Scout yang dahulu merupakan ujung tombak pabrikan otomotif asal Amerika Serikat, International Harvester.
Volkswagen AG memperoleh Scout dari hasil merger antara perusahaan kendaraan komersil Traton dengan Navistar di tahun 2020. Para petinggi Volkswagen di Wolfsburg berencana menyuntikkan dana investasi sebesar $1 milyar pada Scout yang akan diproyeksikan sebagai produsen kendaraan pick-up truck bertenaga listrik untuk pasar Amerika Serikat dengan target produksi 250.000 unit kendaraan per tahun mulai tahun 2026 mendatang.
Tak seperti brand anak perusahaan seperti VW, Audi, Porsche maupun Bentley, nantinya Scout akan menjadi perusahaan mandiri dan menjadi brand “made in USA” tulen. Scout akan fokus memproduksi mobil pick-up truck dan SUV bertenaga listrik yang khas dan jauh berbeda dari brand mobil listrik ID yang juga berada di bawah naungan Wolfsburg.
Sebagai nahkoda dari Scout, Volkswagen AG mempercayakan Scout kepada Scott Keogh yang semula menjabat sebagai CEO and president of Volkswagen Group of America.
Untuk mempercepat dan memudahkan proses produksi, kemungkinan besar Scout akan memanfaatkan platform MEB EV yang saat ini diproduksi di Chattanooga, Tennessee, AS. Hal tersebut tentu akan memangkas biaya litbang dan produksi bila dibandingkan dengan membuat plaform baru.
Untuk mendanai keberlangsungan operasional Scout, pihak Volkswagen AG akan membuka opsi kepemilikan saham umum di Scout. Sehingga nantinya Scout tak terlalu bergantung dan mengandalkan suntikan dana investasi dari Volkswagen AG.
Dengan bangkitnya kembali brand Scout, Volkswagen AG menargetkan untuk dapat memperoleh porsi 10% dari pangsa pasar mobil listrik di AS dalam beberapa tahun mendatang.
KOMENTAR (0)