Cara Toyota Bikin Siswa SMK Makin Paham Otomotif

Cara Toyota Bikin Siswa SMK Makin Paham Otomotif

Toyota Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Toyota dan Astra (YTA) membuka Kelas Budaya Industri di sejumlah SMK. Keberadaan kelas ini diharapkan mampu menyelaraskan praktek pengajaran di SMK dengan cara merasa, berpikir, bekerja dan kinerja dunia industri sehingga para lulusan SMK siap bekerja khususnya di industri otomotif.

“Sejalan dengan semangat Toyota Berbagi dan visi Toyota Indonesia untuk senantiasa berkontribusi terhadap pendidikan nasional, kami berharap Program Kelas Budaya Industri ini dapat turut meningkatkan mutu keterampilan dan kemampuan para siswa SMK di bidang industri.” kata Wakil ketua Dewan Pembina YTA sekaligus Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, pada acara peresmian Kelas Budaya Industri di SMKN I Purworejo, Jateng, Senin (24/9).

Dirinya menambahkan, “Selain akan meningkatkan angka penyerapan kerja untuk kebutuhan tenaga terampil di industri otomotif bagi para lulusan SMK, program ini juga merupakan inisiatif Toyota Indonesia menyikapi tantangan di dunia ketenagakerjaan Indonesia saat ini sehingga kami berharap bisa diikuti oleh para pelaku industri otomotif lainnya,”

Cara Toyota Bikin Siswa SMK Makin Paham Otomotif

Peresmian Kelas Budaya Industri SMKN I Purworejo tersebut merupakan yang kedua setelah sebelumnya TAM, PT.Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan YTA juga telah meresmikan program yang sama di SMK Tunas Bangsa, Pati, Jawa Tengah. Direncanakan, program ini akan dikembangkan secara nasional. Namun untuk tahap awal, kerjasama baru dilakukan di 15 SMK di pulau Jawa.

Kehadiran Program Kelas Budaya Industri Toyota Indonesia dilatari keinginan untuk makin memperkaya keterampilan generasi muda, khususnya  lulusan SMK agar mereka mudah terserap dengan baik di dunia usaha. Melalui keberadaan kelas-kelas budaya industri di SMK, karakater dan budaya para siswa akan lebih terasah dan tidak semata mengandalkan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Meski sistem pengajaran di sebagian besar SMK  (terutama di pulau Jawa) sudah cukup memadai dalam membekali peserta didiknya dengan pengetahuan sebagai disiplin teoritis dan disiplin praktis, upaya penyelarasan akan lebih difokuskan pada aspek pengajaran yang masih dirasakan lemah, yaitu kemampuan sekolah membekali peserta didiknya dengan pengetahuan sebagai disiplin produktif, yang diukur dengan kriteria kecakapan kerja.

Cara Toyota Bikin Siswa SMK Makin Paham Otomotif

Kecakapan kerja dalam hal ini bukan semata dan bukan terutama masalah ketrampilan atau kompetensi teknis tertentu,  melainkan lebih ke mentalitas bekerja yang sistematis, efisien dan efektif yang harus diakui membutuhkan waktu lebih lama. “Dengan telah terbentuknya mentalitas semacam itu maka  mereka akan lebih siap pakai atau  sudah jauh lebih siap untuk diisi dengan fundamental skills lainnya ataupun ketrampilan teknis tertentu yang spesifik dengan jenis pekerjaan yang akan mereka tangani di dunia industri, baik lewat pelatihan di tempat kerja (on-the-job training) maupun pelatihan khusus,” Kata Henry.

Penanaman mentalitas kelas budaya industri akan dilakukan dengan mengintegrasikan secara konsisten wawasan budaya industri yang meliputi prinsip-prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Keselamatan Kerja (Duga-Bahaya), Kerjasama Kelompok, Orientasi pada kualitas proses dan hasil kerja, ‘Kaizen’ (perbaikan/penyempurnaan secara terus menerus), dan pemecahan masalah secara sistematis.

Cara Toyota Bikin Siswa SMK Makin Paham Otomotif

“Tantangan Dunia Industri yang semakin kompetitif menuntut tersedianya SDM yang dapat beradaptasi dengan baik dalam aktifitas di lapangan kerja. Kami berusaha untuk mendukung geliat ekonomi Indonesia salah satunya melalui pembentukan kualifikasi tinggi lulusan vokasi melalui Kelas Budaya Industri dimana praktik-praktik di dalam industri diperkenalkan sejak dini,” ujar Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono di tempat terpisah.

KOMENTAR (0)