Hyundai Motor Co., dikabarkan akan menginvasi produk mobil yang dibuat di China untuk dikirimkan ke pasar di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut diinfokan oleh orang terdekat di Reuters, melihat kelebihan produksi yang sesuai dengan permintaan. Padahal Hyundai baru saja meresmikan fasilitas produksinya di negara tersebut.
Ditengarai adanya perselisihan diplomatik antar kedua negara. Sehingga konsumen di China tak lagi melirik mobil merek asal Korea Selatan tersebut.
Meski kedua negara sudah sepakat menormalisasi hubungan diplomatik, namun respon terhadap masyarakat masih kecil. Dikabarkan penjualan bulan Juli 2018 turun hingga 40% berbanding tahun lalu di angka 30.018 unit.
“Pemulihan Cina akan memakan waktu. Hyundai membutuhkan rencana bertahan hidup,” ujar sumber yeng mengetahui operasional Hyundai di China.
“Hyundai sedang mempertimbangkan (mengekspor kendaraan buatan China) ke pasar negera berkembang seperti Asia Tenggara,” ujar sumber. “Eropa juga bisa menjadi pertimbangan.”
Tak sekadar Hyundai yang berniat mengalihkan hasil produksinya di China dengan mitra usaha lokal. Adapun General Motors Co., siap mengapalkan hasil produksi ke Amerika dan Volkswagen AG juga akan mengekspor ke Asia Tenggara.
Tak ditampik oleh Zhao Jun, juru bicara Beijing Automotive Industry Holding Co., perusahaan patungan Hyundai dengan Beijing Automotive Group Co Ltd, memastikan rencana ekspor.
“Ya, kami berencana mengekspor mobil ke Asia Tenggara. Paling awal bisa jadi akhir tahun ini,” jelas Zhao. Namun produsennya akan memutuskan model sesuai dengan permintaan lokal.
Bagi Hyundai-Kia, China pernah menjadi pasar yang menggiurkan dan hanya dilampaui oleh VW dan GM. Nyatanya, kini hanya menguasai 4,4%, sebelumnya mencapai 8,8% sebelum terjadi krisis diplomatik, bahkan pernah menyentuh 10,2% pada tahun 2012.
Terpuruknya lagi, popularitas SUV di China, segmen di mana Hyundai tak banyak punya model andalan, bahkan daya saing harga yang signifikan dari rival domestik.
Andaikan mengekspor dari China ke Asia Tenggara, memungkinkan menekan tarif hingga 78% di Vietnam berbading mobil buatan Korea Selatan langsung hanya 50%.
Saat ini masih belum jelas dampak dari rencana ekspor terhadap strategi Hyundai di Asia Tenggara. Sebab dikabarkan tengah berencana mengincar Vietnam atau Indonesia untuk membangun fasilitas produksi.
Menteri Perdagangan Korea Selatan mengatakan bahwa guna mengurangi ketergantungan pada China dan Amerika Serikat, pemerintah akan mendukung perusahaan yang berkembang di Indonesia, di mana pasar mobil Korea adalah 0,1 persen dibandingkan Jepang dengan 98,6%.
Di seluruh ASEAN, penjualan mobil Korea Selatan terus meningkat dengan mobil Hyundai-Kia naik 26% pertahun pada angka 71.847 unit pada Januari-Juni di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam, merujuk data dari LMC Automotive.
Diyakini pemberi data tersebut, diprediksi bahwa lima negara tersebut akan tubuh 5% menjadi angka 3,29 juta kendaraan tahun ini berbanding tahun 2017, menyentuh angka 3,41 juta pada tahun 2019.
KOMENTAR (0)