Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Inggris berencana untuk menanamkan modal di Indonesia untuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.
Rencana dari langkah tersebut, akan dilakukan melalui investasi senilai 9 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 134,9 triliun (kurs Rp 14.989 per-dollar AS). Dengan investasi itu, Inggris akan dibangun kawasan industri green energy yang memakai tenaga angin.
Pembangunan akan dilakukan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. “Investasi Inggris ini bekerja sama dengan Glencore, EVision, kemudian Umicore dari Belgia, dan PT Antam dan pengusaha nasional di Indonesia,” kata Bahlil.
Dirinya menambahkan bahwa Investasi kurang lebih sekitar 9 miliar dollar AS dalam rencana. Kalau bisa kita percepat kita lakukan. Ini investasi pembangunan ekosistem baterai mobil dari tambang sampai battery cell.
“Semoga investasi ini bisa menghasilkan sel baterai hingga 20 gigawatt hour (GWh) pada tahap pertama produksi. Untuk tahap selanjutnya, menurut Bahlil, proses produksi bisa terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri,” tambah Bahlil.
Pada kesempatan sama, ia juga meminta untuk persiapan era elektrifikasi di Indonesia bisa dilakukan secara cepat, terutama di proses administrasinya.
“Negara ini terlalu banyak kajian sampai kemudian hal-hal prinsip kita lupa. Jadi arahan Bapak Presiden jelas minta dipercepat, di bulan September harus semuanya sudah selesai,” ucap Bahlil.
KOMENTAR (0)