Alfa Romeo Tubolare Zagato Coupé yang diproduksi tahun 1963, lebih dikenal dengan sebutan ‘Baby GTO’ dan telah membuat para penggemar Alfa Romeo berpendapat bahwa TZ1 memiliki ‘metafora’-nya tersendiri.
Dikembangkan selama empat tahun oleh Carlo Chiti di Autodelta Racing (yang kemudian diakuisisi Alfa Romeo menjadi divisi kompetisi mereka), Alfa Romeo TZ1 ini mengusung konsep yang tergolong sangat maju di masanya.
Tak hanya menggunakan sasis tubular termutakhir dan bodywork aluminium kreasi Ercole Spada di Zagato, TZ1 juga dibekali suspensi double-wishbone, rem depan-belakang cakram, serta desain yang aerodinamis, dengan bagian depan rendah dan belakang menggunakan proporsi kamm-tail yang ikonik.
Berbeda dengan 250 GTO yang mengusung mesin V12, Alfa Romeo TZ1 berbobot 660 kg ini mengusung mesin empat silinder berkapasitas 1.600 cc, yang mampu menggenjot tenaga 160 bhp (120 kW) dan bisa dipacu hingga 134 mph atau 216 km/jam.
Setelah melakukan debut pertamanya di Monza, dimana TZ1 meraih posisi pertama, kedua, ketiga dan keempat, mobil ini mengikuti ajang bergengsi seperti Le Mans dan Targa Florio, dengan meraih beberapa kemenangan gemilang di kelasnya pada tahun 1964 dan 1965.
Seperti sepupunya dari Maranello yang berukuran lebih besar, TZ1 pun telah menjadi salah satu mobil kolektor dari Alfa Romeo yang paling berharga, sekaligus menjadi salah satu desain terindah sepanjang masa dari coachbuilder Zagato.
Keindahan desainnya, silsilah kompetisi, proporsi inovatif yang dinamis, serta kelangkaannya (hanya 112 unit TZ1 yang pernah dibangun), membuat Alfa Romeo TZ1 menjadi incaran banyak kolektor mobil klasik di berbagai penjuru dunia hingga saat ini. **MS
KOMENTAR (0)