Dexter Brown bukan pebalap. Tapi, dari tangannya muncul karya-karya seni bercitarasa tinggi tentang “sejarah” balap yang terus diburu para pecinta otomotif seluruh dunia.
Sejak bertahun-tahun sampai hari ini, Dexter Brown masih menjadi favorit para pecinta otomotif. Tentu karena kemampuannya menyampaikan passion terhadap mobil melalui lukisan yang ekpresif dan indah.
Februari depan, Dexter berencana menggelar pameran karya-karya terbarunya di rumah lelang Bonhams, New Bond Street HQ, London – bertemakan Art in Motion.
Kepada wartawan, Dexter mengatakan, “Karena beberapa alasan, saya hanya bisa melakukan seperti ini untuk menggambarkan keindahan sebuah mobil. Tapi, sekarang saya juga mulai berpikir untuk membuat acara TV atau film yang berhubungan dengan mobil, karena cuma kedua hal itu yang akan membuat saya berimajinasi membayangkan aktor dan aktris yang saya kagumi.”
Tampaknya alasan itu pula yang membuat karya-karya Dexter banyak “bercerita” tentang Steve McQueen, Peter Fonda, Paul Newman, hingga Katherine Ross – selain mobil-mobil dari berbagai model dan brand dalam berbagai ukuran.
Seluruh hasil dari penjualan lukisan yang dipamerkan di Bonhams nanti, separonya akan disumbangkan ke Combat Stress, sebuah yayasan amal para veteran penderita psychological after-effects.
Lahir di Middlesex, 19 Desember 1942, Dexter Brown tak pernah ingin melakukan apa pun, kecuali melukis.
Saat berusia delapan tahun, dia sudah menggambar dengan cat minyak. Namun, gairahnya terhadap mobil balap baru bangkit ketika menuntut ilmu di Harrow School of Art. Dan, saat ini, Dexter Brown tercatat sebagai salah satu seniman motor racing paling disegani.
Dexter mulai kesengsem melukis mobil balap setelah berkesempatan bermain-main dengan cahaya. Tentu saja dia juga melukis wajah dan tubuh manusia, tapi dengan lanskap yang sama: Cahaya.
Tak pelak, Dexter Brown akhirnya dijuluki sebagai painter of moving light. Memang tak sedikit seniman “beraliran” splendoured, namun Dexter tetap berbeda, terutama dalam soal kontras dan detail.
Karya-karyanya yang terkenal selalu bergaya light-spattered, dan implisit menggambarkan kekerasan balap mobil. Tapi, dia juga mendapat pengakuan sebagai pelukis potret di kalangan high society dunia, termasuk masyarakat teater, musisi rock dan – dalam persona yang lain, sebagai si misterius de Bruyne – menciptakan studi impresionistik adegan Edwardian yang fenomenal dengan menggabungkan machinery costume dan nudity.
Singkatnya, Dexter adalah seorang artistic polymath. Dia bisa mengerjakan apa saja, dalam medium apa pun, dan dengan cepat mengembangkan “sekolahan” yang hanya memiliki satu murid: Dexter sendiri.
Sering ditiru, tapi tidak pernah ada yang lebih baik. Karya-karyanya menjadi bukti bakat Dexter yang luar biasa.
Jika Anda tak sempat ke Bonhams bulan Februari nanti, tapi terlanjur jatuh haripada karya-karya Dexter, Anda bisa mengunjungi laman ebay, amazon, atau pullmangallery, dan melakukan sejumlah penawaran.
KOMENTAR (0)