Makin tua, makin jadi. Mungkin itulah gambaran untuk para pebalap dan mobilnya di Kelas Retro dalam ajang Indonesian Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2016. Kehadiran kelas ini menambah warna dan membuat balapan semakin semarak. Pasalnya, di tengah ragam mobil sport dan supercar modern seperti Lamborghini, Ferarrari, Porsche, Mercedes Benz hingga BMW, mobil-mobil retro ini seolah ingin membuktikan ke-eksisannya.
Promotor Kelas Retro, Djembar Kartasasmita, mengatakan bahwa kelas ini sudah ada sebelum ISSOM digelar beberapa tahun belakangan. Ia mengungkap balapan mobil retro ini sudah menginjak tahun penyelenggaraan ke-10 di Sirkuit Internasional Sentul. “Kami sudah mulai race sejak 2006 lalu di Sentul ini. Animo pebalap terus meningkat, makanya kelas ini tetap eksis,” ungkap Djembar.
Awalnya, kata Djembar, didirikannya Kelas Retro ini untuk menampung para pehobi balap reli yang menggunakan mobil retro. “Karena regulasi, reli retro sudah tidak diperbolehkan lagi. Jadi, kelas ini bisa menjadi semacam ‘pelepas dahaga’ bagi para pehobi retro car,” imbuhnya.
Tahun 2010 menjadi titik kebangkitan balap mobil retro. Oleh karenanya, kelas pun dibagi menjadi dua, yakni 1500 dan 2000 cc. “Jenis mobil kita batasi maksimal produksi tahun 1987 dengan tarikan roda belakang. Tapi kalau mesin boleh pakai mesin yang lebih baru namun karburator tidak boleh injection,” terang pria berusia 56 tahun yang juga pebalap retro ini.
Lebih jauh Djembar mengatakan bahwa kelas retro bukan sekedar ajang balap, melainkan lebih pada sebuah kesenangan dan kepuasan batin si penggunanya. “Kelas Retro ini memang buat fun, soalnya sayang mobil-mobil lama semua, udah nggak ada lagi, bukan masalah nggak punya duit, ini masalah prestise. Semua orang itu punya kebanggaan dan punya kepuasan batin tersendiri,” pungkasnya. **MS/ Foto-foto: Agus Budi
KOMENTAR (0)