Pada tahun 1928, Franklin telah menjadi sebuah entitas yang terkenal terutama setelah Erwin ‘Cannon Ball’ Baker melintasi Amerika Serikat selama 69 jam dan 31 menit, dengan mengendarai sebuah Franklin berpendingin udara.
Bahkan, setelah kembali, Franklin tersebut telah melakukan perjalanan sejauh 6.692 mil (10.769 km) dalam enam setengah hari, dan iklan Franklin saat itu menyatakannya sebagai “mobil produksi paling nyaman yang pernah dibangun.”
Namun, tahun 1928 juga merupakan salah satu tahun terberat bagi Franklin, lantaran kematian kepala desainer perusahaan, Frank de Causs, memaksa sang owner H.H. Franklin untuk menyewa Ray Dietrich sebagai kepala desainer pengganti.
Tahun 1928 juga merupakan tahun pengenalan model Franklin Airman, yang dinamakan sebagai penghormatan untuk penerbang terkenal AS Charles Lindbergh. Kala itu, Franklin Airman 12A ini dibanderol seharga USD 4,600.
Airman 12A dibekali mesin enam silinder yang mampu memproduksi hampir 50 tenaga kuda. Selain itu, rem hidrolik melebar di keempat roda yang digunakan Airman juga tergolong maju untuk jamannya, dan menjadi salah satu pabrikan otomotif Amerika pertama yang menggunakan teknologi ini.
Sayangnya, penjualan yang menurun selama terjadinya masa ‘Great Depression’ di AS berdampak sangat signifikan bagi perusahaan, dan ini mengakibatkan Franklin terpaksa gulung tikar di akhir tahun 1934.
Hari ini, harga sebuah Franklin Airman 12A sedan biasanya berkisar antara USD 15,000 (Rp 191 jutaan) hingga USD 35,000 (Rp 318 jutaan), tergantung kondisi kendaraan. Klub penggemar Franklin di AS memperkirakan hanya tinggal sekitar 3.700 unit Airman yang masih tersisa hingga saat ini. **MS
KOMENTAR (0)