Di G20, Presiden Perancis dan PM Jepang Bincangkan Ghosn

Di G20, Presiden Perancis dan PM Jepang Bincangkan Ghosn

Sejak terbentuk 19 tahun lalu, saat ini mungkin menjadi masa terberat bagi aliansi Renault-Nissan pasca kasus yang menimpa Carlos Ghosn, orang nomor satu di aliansi tersebut.

Pihak otoritas Tokyo pada Jumat (30/11) memperpanjang masa penahanan Ghosn hingga 10 hari. Jaksa dan penyidik harus mengajukan tuntutan pada 10 Desember mendatang, atau menetapkan kasus baru untuk menahannya.

 

Di G20, Presiden Perancis dan PM Jepang Bincangkan Ghosn

Berkaitan dengan penahanan Ghosn, deputi sekretaris kabinet pemerintah Jepang, Kotaro Nogami menyatakan bahwa jaksa dan penyidik kepolisian Jepang bekerja secara independen, dan proses investigasi tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku.

Pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina pada 30 November-1 Desember 2018 lalu dimanfaatkan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk melakukan pembicaraan dengan PM Jepang Shinzo Abe guna membahas sejumlah isu penting.

Di G20, Presiden Perancis dan PM Jepang Bincangkan Ghosn

Pembicaraan bilateral yang coba dijajagi merupakan kelanjutan dari pertemuan antara Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Hiroshige Seko, dengan Menteri Ekonomi dan Keuangan Perancis, Bruno Le Maire.

Kendati hasil pertemuan antar kedua kepala negara tersebut tidak diungkap, namun Abe menyatakan bahwa aliansi merupakan simbol penting dari kerjasama industri antara Jepang dan Perancis.

“Pembahasan masa depan aliansi sebaiknya diselesaikan secara internal oleh seluruh pihak yang terkait dan diharapkan dapat memuaskan satu sama lain,” kata Abe sebagaimana dikutip oleh seorang pejabat pemerintah Jepang.

Sebuah pertemuan antar para petinggi dalam aliansi pun dihelat di Amsterdam guna membahas sejumlah hal yang berkaitan dengan hubungan kerjasama dalam aliansi pasca absennya Ghosn dari tampuk kepimpinan aliansi.

Dalam pertemuan tersebut, Mitsubishi Motors Corp yang bergabung sebagai bagian dari aliansi sejak tahun 2016 berkomitmen untuk tetap menjalin kerjasama dan berpartisipasi dalam menjaga keberlangsungan aliansi.

Saat menjabat sebagai Menteri Ekonomi, pada tahun 2015 Macron berhasil meningkatkan porsi saham pemerintah Perancis di Renault. Kian menguatnya pengaruh pemerintah di Renault memunculkan kekhawatiran sejumlah pihak di Nissan.

Renault saat ini memegang kendali 43,4% saham (full-voting) atas Nissan, dan Nissan memiliki andil 15% saham (non-voting) di Renault. Sepintas mungkin terlihat adanya kesenjangan posisi antar kedua kubu aliansi.

Renault saat ini mempekerjakan sekitar 50.000 pekerja di Perancis dan masa depan mereka bergantung pada keberlangsungan aliansi Renault-Nissan. Selain itu, industri otomotif merupakan salah satu penopang perekonomian Perancis. [Aditya Hanindyo]

 

KOMENTAR (0)