Saat mendengar nama Tesla, tentu sebagian besar orang akan tertuju pada pabrikan otomotif Amerika Serikat yang terkenal dengan produk mobil listrik mereka yang fenomenal—dan sang multi miliarder, Elon Musk.
Pada 2014 lalu, Tesla Motors memperkenalkan sistem berkendara semi otonom Autopilot —sebuah teknologi swa-kemudi yang memanfaatkan sejumlah sensor ultrasonic, radar serta kamera yang terintegrasi dengan fitur bantu berkendara.
Teknologi ini awalnya merupakan fitur opsional Tech Package yang ditawarkan pada Tesla Model S. Namun, Autopilot kini menjadi opsi pada seluruh model Tesla, termasuk Model 3 dan Model X.
Teknologi berkendara Autopilot ini terbilang sangat canggih, namun sekaligus kontroversial dengan adanya sejumlah kecelakaan yang terjadi di AS berkaitan dengan pengoperasian sistem Autopilot ini di jalan raya.
Berdasarkan skala swa-kemudi yang dilansir oleh NHTSA (badan keselamatan lalu lintas dan jalan raya AS), Autopilot masuk dalam kategori sistem berkendara otonom “level dua”—atau dapat dikatakan sebagai semi swa-kemudi.
Pada tingkat terendah yakni level satu merupakan sistem cruise control dasar. Sedangkan pada tingkat tertinggi yakni level lima merupakan sistem swa-kemudi penuh nir-awak yang sepenuhnya tidak memerlukan pengemudi.
KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN SISTEM AUTOPILOT
Pada paket dasar sistem Autopilot, hasil pindaian sensor, radar dan kamera akan menjadi acuan sistem untuk mengatur jarak aman dengan kendaraan lain via pengaturan kemudi, throttle serta pengereman otomatis.
Untuk versi standard ini, konsumen dikenai biaya US$ 3000 jika sistem dipasang bersamaan dengan pemesanan kendaraan. Sedangkan jika dipasang setelah mobil dikirimkan, maka konsumen dikenai biaya ekstra sebesar US$ 4000.
Kendati sistem Autopilot merupakan teknologi swa-kemudi, namun pengemudi tetap harus mengendalikan kemudi walau hanya sesekali. Pada situasi tertentu, sistem akan memberi amaran suara kepada pengemudi untuk mengambil alih kemudi.
Pengemudi tetap harus mewaspadai kondisi jalan dan lalu lintas kendati Autopilot dalam posisi ON. Pasalnya, Autopilot tidak dapat mengantisipasi gerak kemudi untuk menghindarai jalan berlubang maupun tabrakan secara mendadak.
Pada versi lengkap dari Autopilot, terdapat tambahan fitur Navigate yang memiliki kemampuan untuk berpindah jalur maupun menyalip kendaraan secara otomatis. Terdapat pula fitur parkir mandiri—mobil dapat parkir secara otomatis.
Untuk versi lengkap dari Autopilot ini biayanya sekitar US$ 5.000 jika dipasang saat pemesanan kendaraan dan US$ 7.000 jika dipasang sebagai kelengkapan tambahan setelah kepemilikan kendaraan.
Untuk saat ini, teknologi Autopilot telah membuat mobil Tesla dapat nyaris mengemudi sendiri—ya, “nyaris”. Pihak pabrikan mengatakan bahwa sistem Autopilot akan terus mengalami pemutakhiran sesuai perkembangan teknologi.
Tesla meyakini bahwa Autopilot nantinya akan menjadi sistem otonom swa-kemudi penuh dengan pendeteksian rambu dan lampu lalu-lintas, sehingga mobil dapat beroperasi di jalan tol maupun di dalam kota secara mandiri. [Aditya Hanindyo]
KOMENTAR (0)