Setelah menjalani penahanan selama 108 hari di Tokyo Detention House, mantan CEO Nissan dan Renault, Carlos Ghosn keluar dari rumah tahanan dengan uang jaminan ¥1 miliar (sekitar US$ 9 juta).
Langkah tersebut diambil oleh Ghosn agar ia dapat lebih intens bekerjasama dengan kuasa hukumnya dalam mengatur strategi guna menghadapi sidang pengadilan yang akan berlangsung dalam waktu dekat.
Meski tak lagi berada di rumah tahanan, ruang gerak Ghosn tidaklah benar-benar bebas. Seluruh gerak-gerik Ghosn diawasi dengan ketat, bahkan ia tidak boleh menggunakan ponsel maupun internet.
Ia hanya boleh menggunakan komputer saat hari kerja di kantor kuasa hukumnya (tanpa internet tentunya). Ia pun harus meminta ijin pengadilan untuk dapat menghadiri rapat dewan direksi pada Selasa mendatang.
Untuk mencegah Carlos Ghosn pergi meninggalkan Jepang dan untuk menghindari penghilangan barang bukti, ketiga paspor milik Ghosn yakni Brazil, Perancis dan Lebanon pun diserahkan kepada kuasa hukumnya.
Menghirup udara kebebasan terkadang memang sangat mahal. Namun bagi Carlos Ghosn, mendapatkan sebuah keadilan dari polemik hukum yang berkepanjangan adalah jauh lebih berharga dan tak ternilai…
“Saya tidak bersalah atas segala tuntutan hukum yang ditujukan kepada saya. Saya akan berusaha untuk membela reputasi saya di sidang pengadilan,” tegas Carlos Ghosn. [Aditya Hanindyo]
KOMENTAR (0)