Selama beberapa dekade terakhir, Ferrari menolak gagasan untuk memproduksi model SUV, lantaran dikabarkan merasa belum perlu mengikuti trend yang sedang berlangsung di dunia otomotif sejak sewindu lalu. Namun sekarang, automaker berlogo ‘kuda jingkrak’ ini disebut-sebut sedang mengembangkan SUV dengan nama Purosangue.
Tak hanya soal model SUV, Ferrari juga sebelumnya menolak untuk memproduksi mobil listrik, namun baru-baru ini CEO Ferrari Louis Camilleri mengatakan bahwa mobil listrik perdana mereka akan diproduksi beberapa tahun lagi.
Ini disinyalir terkait dengan pernyataan CEO McLaren Mike Flewitt beberapa minggu lalu yang mengatakan bahwa teknologi baterai untuk supercar listrik mereka masih belum siap, dan butuh waktu sekitar 30 tahun sebelum McLaren dapat memproduksi supercar listrik.
Pada awalnya, Ferrari berharap memiliki platform listrik yang siap produksi untuk awal 2022, tetapi akhirnya tidak terwujud. Namun, ambisi Ferrari sekarang adalah untuk merilis mobil listrik dalam beberapa tahun mendatang, lama sebelum McLaren bisa mewujudkan hal yang sama.
“Kami masih mengalami masalah yang signifikan dalam hal otonomi dan kecepatan pengisian ulang. Sehingga, kami memperkirakan mobil listrik Ferrari bakal siap dirilis pada tahun 2025 mendatang,” jelas CEO Camilleri. Ia juga mengungkap bahwa platform elektrik ini pada awalnya akan berdasarkan platform mobil GT, namun untuk saat ini perusahaan sedang berfokus pada platform plug-in hybrid lebih dulu.
Menurut laporan, produsen supercar yag berbasis di Maranello ini ingin 60 persen dari lini mobil mereka merupakan mobil plug-in hybrid pada tahun 2022, ketika Ferarri akan meluncurkan SUV pertamanya.
Awal tahun ini, Ferrari mengumumkan kehadiran SF90 Stradale yang merupakan model plug-in hybrid bertenaga 986 hp. Ferrari mengklaim mobil ini dapat dipacu 0-100 km/jam dalam tempo 2.5 detik, 0-200 km per jam dalam 6.7 detik, sementara kecepatan tertinggi mampu dicapai hingga 340 km/jam. **MS
KOMENTAR (0)