General Motors kembali melakukan recall pekan ini, menyusul recall yang sudah dilakukan Februari lalu. Total 1,76 juta unit kendaraan harus ditarik dari seluruh dunia, dan membutuhkan dana operasional lebih dari US$ 300 juta untuk memperbaikinya.
Belum kelar urusan yang satu, sudah muncul lagi masalah serupa lainnya.
Baru Februari lalu General Motors (GM) – melalui Shanghai GM, perusahaan gabungan GM dengan SAIC Motor – melakukan recall terhadap1,46 juta unit Buick dan Chevrolet (model produksi 2006-2011) di China karena masalah dudukan pompa bensin yang berpotensi mengakibatkan kebocoran bahan bakar.
Dan, cuma berjarak dua bulan sesudahnya, recall kembali harus dilakukan GM terhadap 300 ribu unit kendaraan lainnya. Sehingga, jika ditotal, kendaraan yang harus mereka tarik dan perbaiki mencapai 1,76 juta unit dari seluruh dunia.
Dilaporkan oleh AFP, saat ini GM memang sedang menjadi obyek penyelidikan badan otoritas Amerika Serikat gara-gara lambat merespon bukti-bukti tidak berfungsinya kunci kontak pada Chevrolet Cobalt (buatan 2005-2007) dan Saturn Ion (2003-2007) yang, diduga, menyebabkan 31 kecelakaan dengan 12 kasus tewas.
Sementara recall terbaru, yang diumumkan Senin (17/3) kemarin, mencakup 303.000 unit van Chevrolet Express dan GMC Savana (2009-2014), 63.900 unit Cadillac XTS (2013-2014), serta 1,18 juta unit lainnya terdiri dari Buick Enclave (2008-2013), GMC Acadia (2008-2013), Chevrolet Traverse (2009-2013), dan Saturn Outlook (2008-2010).
Khusus Chevrolet Express dan GMC Savana, menurut pihak GM, akan dilakukan perbaikan material pada panel instrumen agar sesuai standar keamanan uji-tabrak penumpang tanpa sabuk pengaman. Saat ini solusi sudah didapat, dan komponen pengganti siap dipasang.
Sementara pada Cadillac XTS, ditemukan adanya kendala korosi di salah satu bagian sistem pengereman sedan premium tersebut yang, konon, bisa memicu panas berlebih.
Problem kelistrikan, secara bersamaan, dialami Buick Enclave, GMC Acadia, Chevrolet Traverse, dan Saturn Outlook. Dipastikan, kelistrikan airbag samping yang ditanam dalam jok, berpotensi memicu arus pendek dan bisa menyebabkan sinyal peringatan menyala tanpa sebab.
Selebihnya, sekitar 1,3 juta unit kendaraan dipastikan cacat karena lampu simbol peringatan servis airbag tidak menyala. Alhasil, airbag tidak mengembang saat diperlukan.
Dikatakan CEO General Motors, Mary Barra, kepada Automotive News, “Kami sedang melakukan kajian intensif di internal, dan akan segera mengumumkan hasil pengembangan terbaru.”
Sejauh ini, belum ada laporan cidera atau korban jiwa terkait masalah-masalah tersebut. Namun, Barra memastikan, “Keputusan kami menggarisbawahi fokus GM pada keamanan dan ketenangan konsumen.”
Disebut-sebut, GM telah menyiapkan dana lebih dari US$ 300 juta untuk menyelesaikan seluruh kasus ini, serta menugaskan jajaran direksi eksekutif agar lebih memperhatikan segala permasalahan dan, kalau perlu, langsung menyelesaikannya.
KOMENTAR (0)