Sejak membangun pabrik mesin pertama tahun 1982, lebih dari 1,1 juta unit mesin utuh dalam berbagai tipe telah diekspor Toyota Motor Manufacturing Indonesia ke berbagai negara. Hari ini (25/2), mereka membangun pabrik mesin kedua dengan investasi Rp 2.3 triliun.
Membuktikan komitmennya untuk meningkatkan produksi demi memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melaksanakan ground breaking pembangunan pabrik mesin kedua di atas lahan 150 ha di kawasan industri Karawang Jabar Industrial Estate, Selasa (25/2) ini,
Dengan kapasitas produksi 216.000 unit per tahun, diperkirakan pabrik yang menelan investasi Rp 2.3 triliun tersebut akan menyerap lebih dari 600 tenaga kerja baru di tahap awal.
TMMIN mulai membangun pabrik mesin mobil pertama pada Desember 1982. Berlokasi di Sunter Jakarta, pabrik yang memiliki fasilitas pengecoran blok mesin pertama di Indonesia tersebut memproduksi 5K, salah satu tipe mesin yang paling banyak dibuat di dunia dan sudah tekenal kehandalannya. 5K kemudian digunakan Toyota Kijang generasi pertama.
Tahun 1991, fasilitas produksi dilengkapi dengan pabrik baru untuk engine casting (pembuatan blok mesin), dan Toyota kembali menjadi produsen pertama di Indonesia yang telah melakukan full manufacturing serta mampu meningkatkan kandungan komponen lokal.
Selain dipakai di dalam negeri, 5K juga diekspor ke Malaysia; sementara cylinder block-nya dikirim ke Jepang untuk model Lite-Ace, kendaraan komersial setingkat di bawah Hi-Ace.
Tahun 1997, Toyota beralih memproduksi mesin 7K, dengan kapasitas 1.8L. Kecuali dipakai untuk model Kijang Kapsul (Kijang generasi keempat), mesin 7K juga diekspor ke Taiwan dan Filipina.
Berikutnya, TMMIN memproduksi mesin tipe 1TR (berkapasitas 2L), dan 2TR (kapasitas 2.7L). Keputusan produksi itu sejalan dengan pengembangan proyek IIMV (Innovative International Multi-purpose Vehicle) – termasuk didalamnya pengembangan Kijang Innova (generasi kelima, tahun 2004), Fortuner (2006), dan mesin-mesin yang lebih ramah lingkungan.
Dengan standar emisi EURO 2 untuk pasar domestik, dan EURO 4 serta EURO 5 untuk pasar global (diekspor ke 12 negara di kawasan Asia, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin), tingkat kandungan lokal mesin tipe TR produksi TMMIN sudah mencapai 60%.
TMMIN juga memproduksi mesin ethanol, yang sejak 2011 diekspor ke Argentina sebanyak 7.000 unit/tahun.
Dan, akhirnya, hitung punya hitung, sejak 1989 hingga hari ini, lebih dari 1,1 juta unit mesin utuh dalam berbagai tipe telah diekspor TMMIN ke mancanegara.
“Ini adalah wujud komitmen kami untuk terus-menerus memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui peningkatkan aktifitas produksi, pendalaman industri otomotif, ekspor, distribusi dan layanan pelanggan di Indonesia,” kata Presiden Direktur TMMIN, Masahiro Nonami.
KOMENTAR (0)