Hyundai Motor pekan lalu di ‘Land, Infrastructure and Transport Technology Fair’ 2019, 29-31 Mei, memperkenalkan transportasi massal masa depan yang bebas dari emisi gas buang berupa bis listrik Double-Decker.
Pengembangan bis listrik Double-Decker pertama bagi Hyundai ini merupakan hasil kerjasama selama 18 bulan dengan pemerintah Korea melalui Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi yang disepakati sejak tahun 2017.
Bis listrik Double-Decker tersebut mampu menampung 70 orang dengan komposisi 11 jok di lantai pertama dan 59 jok di lantai dua. Agar ramah bagi penyandang disabilitas, terdapat ruang untuk kursi roda dan otomatis sliding ramp dan desain lantai rendah.
Sebagai tujuan Hyundai untuk menghadirkan solusi transportasi yang efisien dan mengurangi kadar emisi karbon, bis Double-Decker ini mengandalkan baterai polymer dengan kekuatan 384 kWh disokong pendingin cairan.
Kemampuan tempuh dengan baterai terisi penuh, bisa mencapai 300 km. Adapun pengisian cepat bisa dilakukan dalam waktu 72 menit.
Perihal dimensinya, memiliki panjang nyaris 13 meter atau lebih tepatnya 12,990 mm dan tingginya 3,995 mm. Agar nyaman ketika melaju, perangkat suspensinya independen, kemudian motor penggerak 240 kW di axle pertama di kombinasi dengan axle kedua, sehingga untuk meminimalisir borosnya listrik.
Agar mudah bermanuver, Hyundai menerapkan rear-wheel steering dan berkesinambungan dengan roda depan. Sehingga radius putarnya bisa lebih optimal di ruang sempit.
“Bus listrik bertingkat (Double-Decker) ini adalah untuk mengoptimalkan kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan tren lingkungan global,” ujar ByoungWoo Hwang, Head of Commercial Vehicle Advanced Engineering team at Hyundai Motor.
“Ini tidak hanya pada akhirnya akan meningkatkan kualitas udara, tetapi juga berkontribusi besar untuk mengurangi kemacepatan lalu lintas komuter dengan mengakomodasi lebih banyak penumpang,” tambahnya.
Berbagai fitur keselamatan terkini juga dilengkapi pada bus listrik Double-Decker berupa Vehicle Dynamic Control (VDC) mampu mengidentifikasi arah mengemudi yang diinginkan dan menjaga mobil tetap bisa dikendalikan.
Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) menggunakan kamera di depan mobil guna membantu mendeteksi tabrakan yang akan terjadi dan menghindari dampak atau meminimalisir kerusakan dengan pengereman secara otonom.
Lane Keeping Assist (LKA) mampu membantu mencegah perpindahan lajur yang tak disengaja dengan memantau marka jalan.
KOMENTAR (0)