IMI dan Kemenhub Susun Buku Panduan Touring Mobil

IMI dan Kemenhub Susun Buku Panduan Touring Mobil

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan Ikatan Motor Indonesia (IMI) tengah menyusun buku Panduan Berkendara Mobil Berkelompok. Penyusunan dilakukan oleh Bidang Mobilitas IMI yang dipimpin Rifat Sungkar bersama Kemenhub.

Sebelumnya pada 28 Desember 2020 IMI lebih dulu meluncurkan buku Panduan Berkendara Sepeda Motor Berkelompok. Nantinya, para pengendara mobil yang akan touring memiliki acuan yang jelas tentang tata cara berkendara sesuai prinsip safety driving dan safety riding.

Bamsoet menjelaskan menurut kepolisian rata-rata 3 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas setiap jamnya. Data lain dari Kemenhub mencatat faktor terbesar penyebab kecelakaan lalu lintas sebanyak 6% karena faktor manusia (terkait kemampuan dan karakter mengemudi), 9% karena faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis laik jalan), serta 30% karena faktor prasarana dan lingkungan.

IMI dan Kemenhub Susun Buku Panduan Touring Mobil

Menurutnya berbagai ketentuan yang diatur dalam buku panduan berkendara berkelompok, baik sepeda motor dan mobil bersifat mengikat bagi klub/komunitas IMI atau masyarakat yang ingin touring. Sehingga dalam setiap penyelenggaraan touring tak mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan raya lainnya. “Menekan kecelakaan di jalan raya dengan disiplin berkendara dan taat berlalu lintas,” ujar Bamsoet.

Pernyataan ini disampaikan Bamsoet usai bertemu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Kantor Kementerian Perhubungan. Menurutnya ruang lingkup yang dibahas dalam buku Panduan Berkendara Mobil Berkelompok mencakup berbagai aspek teknis. Dari mulai pra touring (pendahuluan, persiapan), pelaksanaan touring, hingga penutupan dan evaluasi pasca pelaksanaan touring. Termasuk membahas tugas dan kewajiban para peserta selama dalam touring.

IMI dan Kemenhub Susun Buku Panduan Touring Mobil

“Formasi rangkaian kendaraan peserta touring juga dijabarkan secara lengkap, agar berjalan teratur dan tidak membahayakan diri sendiri serta pengguna jalan raya lainnya. Secara umum formasi berkendara berkelompok adalah secara zig-zag ke belakang, dan dalam kondisi tertentu formasi bisa berubah menjadi satu baris ke belakang, menyesuaikan kondisi dan situasi jalan pada saat itu,” jelas Bamsoet.

Ia mengatakan aspek teknis lainnya juga mengukur formasi kendaraan peserta touring ketika melalui jalan tol. Mulai dari saat memasuki gardu tol, berada di dalam tol, hingga keluar gardu tol. Selain itu juga mencakup aspek formasi kendaraan ketika melalui jalan non-tol, mulai dari persimpangan jalan dengan pengatur lampu lalu lintas maupun ketika berbelok di persimpangan. Ada juga aspek teknis mengenai cara mendahului kendaraan yang berada di depan maupun sikap saat kendaraan peserta touring didahului kendaraan pengguna jalan raya lainnya.

IMI dan Kemenhub Susun Buku Panduan Touring Mobil

“Selain mengkampanyekan safety driving dan safety riding, IMI senantiasa juga mengkampanyekan agar setiap kegiatan touring komunitas/klub otomotif bisa memberikan multiplier effect economy bagi masyarakat lokal setempat, salah satunya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Khususnya dalam bidang sport tourism, yang sangat dekat dengan kehidupan anggota komunitas/klub otomotif,” ucapnya.

KOMENTAR (0)