Tanggal 14 Maret 2019 menjadi awal dari Trip perjalanan Java Overland untuk tahun ini, Java Overland diagendakan diadakan selama 2 kali dalam setahun. Sebanyak 42 starter dan 143 peserta sudah siap di lobby hotel Ketapang Indah Resort, yang hanya berjarak 10 menit dari pelabuhan Ketapang. Jumlah peserta ini terus berkembang dari event Java Overland yang pertama, padahal awalnya dibatasi hanya 25 starter.
Berbagai mobil offroad mulai dari Land Rover, Land Cruiser FJ maupun VX, Jeep Wrangler JK (orang mengenalnya dengan nama Rubicon), Taft, Cherokee bahkan Double Cabin bakal menjadi mobil andalan para peserta di Java Overland kali ini.
Imam Taufik selaku ketua panitia jauh-jauh hari sudah mempersiapkan jalur-jalur indah yang akan di lewati para peserta Java Overland, dan ternyata trek tersebut jarang dilalui oleh orang banyak. Peserta yang dibagi menjadi 4 grup ini akhirnya start pada pukul 10.00 pagi dan dilepas langsung oleh wakil bupati Banyuwangi, Yusuf Widiatmoko.
Sebelum dilepas, wakil bupati Banyuwangi mengatakan bahwa kedepan harapannya Banyuwangi bisa menjadi destinasi bagi para peserta Java Overland. Karena saat ini Banyuwangi sudah banyak melakukan pembenahan di bidang pariwisata Dan harapannya dari event Java Overland dapat menjadikan media publikasi bagi masyarakat Indonesia.
Setelah pelepasan, para peserta langsung menuju pelabuhan Ketapang. Agar mempermudah perjalanan, panitia telah menyewa satu kapal feri yang khusus digunakan bagi 42 mobil peserta. Kurang lebih satu setengah jam perjalanan penyeberangan, para peserta kembali dilepas oleh pejabat daerah dan para pecalang di Pulau Dewata. Dan dilanjutkan dengan ritual doa dari para pemuka agama di Bali, yang mengharuskan kita memutari sebuah pura sesaat setelah keluar dari pelabuhan.
Perjalanan menuju obstacle pertama membutuhkan waktu kurang lebih satu jam menuju daerah Belimbingsari, Jembrana. Dimana sepanjang perjalanan para peserta disuguhi dengan perkampungan khas Bali yang di setiap rumah mereka terdapat tempat sembahyang bagi para umat Hindu.
Pada obstacle tersebut hanya sebuah tanjakan berbatu yang di genangi lumpur padat dengan kontur sedikit menanjak. Pada awalnya, 1 hingga kurang lebih 10 mobil dapat dilalui tanpa membutuhkan waktu lama karena minim masalah. Namun seiring banyaknya mobil yang lewat lumpur pun semakin menjadi gembur dan dalam. Sehingga tingkat kesulitan semakin meningkat, tidak sedikit mobil yang harus menggunakan winch dari mobil mereka.
Mobil panitia pun sempat mengalami masalah. Dimana saat mereka menggunakan winch, terjadi kesalahan sehingga membuat kabel kelistrikan terbakar dan membuat Accu Jeep JK berwarna putih itu kehabisan daya. Mau tidak mau mobil tersebut harus di jumper dengan menggunakan accu cadangan dan proses itu cukup memakan waktu yang lumayan.
Dengan lamanya proses evakuasi dan kekhawatiran peserta tidak dapat sampai pada Basecamp (BC) 1 tepat waktu akhirnya sebagian peserta yang belum dapat melalui tanjakan lumpur harus berputar balik melalui jalur alternatif. Dari jalur alternatif tersebut akhirnya peserta beristirahat sejenak di sebuah bendungan dengan nama Bendungan Palasari.
Beristirahat selama kurang lebih 1 jam, para peserta kembali melanjutkan perjalanan dengan tujuan Bendungan Benel. Disana para pesera akan melepaskan beberapa pasang burung Jalak Bali dan bibit ikan Gurami. Memang di setiap perjalanan Java Overland selalu membawa misi kemanusiaan untuk masyarakat sekitar dan alam yang daerahnya dilalui oleh para expeditor.
Pada akhirnya setelah kurang lebih 1 jam perjalanan para peserta dapat beristirahat di sebuah lapangan untuk membuka tenda, beruntung kondisi malam itu cuaca terlihat cerah. **Foto-foto: DOK
KOMENTAR (0)