Karena untuk memperoleh “kemerdekaan” memang tidak murah.
Mungkin ini alasan paling masuk akal mengapa mantan CEO Ferrari, Luca di Montezemolo, memutuskan sudah waktunya untuk move on.
Bulan lalu, CEO Ferrari yang baru, Sergio Marchionne, mengumumkan rencana untuk menjual 10% dari saham perusahaan supercar Italia tersebut demi menambah modal kerja Fiat Chrysler (FCA). Sisanya yang 80% akan didistribusikan kepada investor FCA; sementara 10% terakhir menjadi milik Piero Ferrari, Vice Chairman-nya Ferrari.
Dilaporkan oleh Automotive News, FCA bahkan sudah menghitung-hitung bakal menerima sekitar US$ 2.8 miliar dari Ferrari sebelum IPO spin off dilakukan tahun depan.
Jadi, begitulah. Ferrari, pada akhirnya, harus membayar cukup tinggi untuk bisa melepaskan diri.
“Sebelum berpisah, kami juga berniat melakukan beberapa transaksi lainnya, termasuk distribusi dan transfer tunai dari Ferrari, yang jumlahnya diperkirakan 2.25 miliar euro,” sebut FCA, dalam US regulator filing.
Tapi, sebentar, mungkin Anda masih sedikit bingung apa yang sesungguhnya sedang terjadi?
Oke, jadi begini. Marchionne, ternyata, tidak hanya ingin mendanai model Fiat Chrysler masa depan, tapi sekaligus hendak memotong utang. Beberapa sumber menyebutkan, transfer dana itu sangat mungkin mencakup juga utang-utang FCA ke Ferrari.
Di lain pihak, kondisi ini akan membuat Ferrari memperoleh “kemerdekaan” lebih besar. Bahkan, untuk membereskan utang-utang itu, brand yang sudah sangat lama dikenal sebagai money-maker ini, konon, secara finansial sama sekali tak bakal dirugikan.
Ya, jadi begitulah.
KOMENTAR (0)