Industri pengolahan mampu tumbuh positif pada triwulan III tahun 2020 sebesar 5,69% dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Meskipun secara tahunan (y-on-y) sektor manufaktur terkontraksi 4,02 persen, namun lebih baik jika dibandingkan triwulan II-2020 yang terkontraksi 5,74%.
“Industri pengolahan menunjukkan recovery dan rebound pada triwulan III-2020 dibandingkan triwulan sebelumnya. Kalau dibandingkan per triwulan, hampir seluruh sektor Industri mengalami pertumbuhan positif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (5/11).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor yang tumbuh positif di kuartal III-2020 antara lain industri alat angkutan (17,48%), industri logam dasar (10,73%), industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik; dan peralatan listrik (8,11%), industri karet, barang dari karet dan plastik (7,52%), serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional (5,69%).
Menperin menjelaskan, kinerja industri alat angkutan melaju cepat pada triwulan III-2020. Hal ini terlihat dari indikator penjualan mobil dan sepeda motor yang naik tajam jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada triwulan III-2020 mencapai 111.114 unit atau naik sebesar 362,17% (q-to-q).
“Produksi mobil pada triwulan III-2020 mencapai 113.563 unit atau naik sebesar 172,78% jika dilihat secara quartalan,” sebutnya. Sedangkan, penjualan sepeda motor secara wholesale pada triwulan III-2020 mencapai 911.865 unit atau naik sebesar 190,75% (q-to-q).
“Kalau dilihat secara tahunan, industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh paling tinggi hingga 14,96%,” ungkap Menperin. Pertumbuhan sektor ini didukung oleh peningkatan produksi obat-obatan, multivitamin dan suplemen untuk memenuhi permintaan domestik dalam menghadapi wabah Covid-19.
Sementara itu, industri pengolahan masih konsisten memberikan kontribusi paling besar pada struktur produk domestik bruto (PDB) nasional sepanjang triwulan III tahun 2020 dengan mencapai 19,86%. “Optimisme recovery yang lebih cepat di sektor industri pengolahan seiring dengan semakin disiplinnya masyarakat dalam upaya pencegahan virus Covid-19, yang terlihat juga dari jumlah kasus aktif yang terus menurun,” papar Agus.
Kinerja gemilang lainnya dari sektor industri, yakni realisasi nilai investasi yang naik 37% secara tahunan (y-on-y). Sepanjang Januari-September 2020, penanaman modal sektor industri di tanah air mencapai Rp201,9 triliun atau naik dibanding pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp147,3 triliun.
Di samping itu, nilai ekspor sektor industri pada Januari-September 2020 menembus USD94,36 miliar dan menghasilkan neraca surplus sebesar USD8,8 miliar. Tiga sektor yang menyumbang devisa terbesar, yaitu industri makanan (USD21,31 miliar), industri logam dasar (USD16,96 miliar), serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD9 miliar).
KOMENTAR (0)