Kendaraan Niaga Dukung Membangun Konektivitas Pengusaha Logistik

Kendaraan Niaga Dukung Membangun Konektivitas Pengusaha Logistik

Pada webinar Rising The Future in the Middle of Pandemic, dengan tema dukungan kendaraan niaga dalam membangun konektivitas pengusaha logistik Jawa Timur dalam menyongsong kesiapan penerapan EURO4 menghadirkan panelis ahli di bidangnya. Dihadiri oleh Ketua Asosiasi Logistik Indonesia untuk area Jawa Timur, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia dan Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region V PT Pertamina (Persero)

Ivy Kamadjaja, sebagai Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Jawa Timur, menyatakan bahwa penurunan demand sudah terasa sebelum Maret 2020, dampak dari turunnya perdagangan China yang lebih dulu lockdown. Industri logistik pun mengalami penurunan hingga 50% akan tetapi masih terbantu dengan naiknya permintaan dari industri FMCG.

Ernando Demily selaku Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia menjelaskan bahwa dalam setiap bisnis pasti akan ada faktor – faktor yang menjadi disrupsi, dimana pada saat awal tahun Isuzu memprediksi dampak dari kebijakan Overload Over Dimension, persiapan implementasi Euro4, bahan bakar B30, masuknya teknologi mobil listrik, dan lainnya. Akan tetapi tidak ada yang pernah memprediksi adanya disrupsi baru yang terjadi di seluruh dunia dan berdampak pada seluruh sektor industri, dan tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi kapan pandemi ini berakhir sampai ditemukan vaksin untuk COVID-19

Berdasar data Bloomberg Economic Growth Forecast (Survey Bulan Juni 2020) proyeksi pertumbuhan Q2 2020 memburuk di semua negara, termasuk di Indonesia yang diperkirakan akan mengalami kemunduran 3.1%. Di saat ini yang kita harus lakukan adalah melakukan balancing antara masalah kesehatan dan masalah ekonomi. Untuk itu kita tidak bisa berharap kembali ke “OLD NORMAL”. Kita membutuhkan pola pikir dan pendekatan bisnis yang baru.

Isuzu sendiri dalam menghadapi disrupsi akibat Covid-19 mengaplikasi strategy 4R, yaitu Reaction, Recession, Rebound dan Reimagine. Banyak organisasi berfokus pada strategy Reaction saja, tetapi melupakan 3 strategi lainnya.

Adapun strategi pada 3 masa tersebut adalah

  1. Recession
    1. Mempersiapkan perencanaan biaya yang disiplin
    2. Memantau performa dan kapabilotas dari seluruh ekosisten perusahaan (Supplier, customer, dll)
    3. Melakukan peninjauan resiko di semua scenario
  2. Rebound
    1. Pemetaan ulang segment customer dan membuat strategi focus untuk segment tersebut
    2. Perencanaan untuk membangun kesiapan supply chain dalam menghadapi kemungkinan rebound
    3. Mengembangkan rencana operasional, organisasi, dan keuangan yang fleksibel
  3. Reimagine
    1. Pendekatan cara kerja yang agile
    2. Meningkatkan proses intelegensi pasar
    3. Pengembangan omni channel
    4. Utilisasi digitalisasi & partnership untuk meningkatkan resilience.

Dalam aksara China, kata krisis itu terdiri dari dua arti yaitu thread dan opportunity. Saat ini titik keseimbangan antara keduanya sedang bergerak sangat kuat. Isuzu dalam hal ini ingin mengambil dari sisi positifnya, bahwa ini adalah kesempatan untuk bertumbuh, asalkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan tetap memiliki fondasi yang kuat

Pada Webinar ini, Isuzu yakin antara industri logistik dan otomotif kendaraan komersial memiliki kesempatan karena pada saat apapun, tetap ada kebutuhan logistik, dan selama logistik berjalan maka kebutuhan akan kendaraan komersial masih ada.

Pada segment logistik dalam menghadapi “New Normal” selain peningkatan biaya operasional untuk protokol kesehatan, ditambah juga dengan Peraturan Pemerintah yang akan tetap akan berjalan seperti peraturan ODOL, Implementasi EURO 4 di tahun 2022, penggunaan teknologi digitalisasi yang semakin gencar tentu saja akan beimplikasi pada peningkatan nilai investasi.

Solusinya adalah meningkatkan produktivitas yaitu dengan 3 cara, (1) Memiliki unit yang sesuai dengan kebutuhan bisnis, (2) Pastikan kemudahan dan kecepatan dalam after Sales agar tidak idle, serta (3) Biaya operasional yang kompetitif.

Pada webinar ini, Isuzu menjelaskan siap dalam memenuhi kebutuhan customer kami. Untuk menyongsong EURO4, Isuzu memiliki Isuzu GIGA sejak 2011, medium truk pertama yang sudah menggunakan mesin commonrail, dan pada tahun 2018 kemarin memperkenalkan Isuzu Elf yang juga sudah menggunakan mesin commonrail. Isuzu juga memiliki Bengkel Isuzu Berjalan yang tersebar di seluruh Indonesia, tentunya dnegan mekanik yang sudah terlatih untuk kendaraan dengan mesin commonrail. Terakhir, untuk biaya operasional, mesin Isuzu tidak diragukan dalam efisiensi bahan bakar, selain itu Isuzu juga memiliki Isuzu Link yang diperkenalkan pada GIICOMVEC 2020 sebagai solusi untuk Fleet Managemet System.

KOMENTAR (0)