Supercar identik dengan kecepatan dan banyak dikemudikan oleh kaum lelaki. Tapi siapa sangka, di Dubai justru muncul komunitas supercar yang semuanya diisi oleh wanita-wanita cantik dan seksi.
Komunitas yang bernama Arabian Gazelles tersebut muncul dibawah stigma negatif dan paham feminisme. Salah satu anggotanya, Hanan Mazouzi Zobati mengaku ikut komunitas Arabian Gazelle ini lantaran sering diperlakukan seksisme pada sebuah lintasan balap di Dubai. “Mereka pikir aku hanyalah seseorang yang menemani pria di dalam sebuah mobil,” katanya.
Sementara pendiri Arabian Gazelles Jalyn Jarvi juga pernah mendapat stereotipe yang sama ketika berkendara dengan mobil sport-nya. “Ketika berhenti dan keluar dari kendaraan, mereka berpikir kami adalah pacar atau istri seseorang,” ujarnya.
“Kebetulan harga mobil di sini 50% lebih murah daripada kota-kota lain, jadi sayang sekali jika tidak membeli mobil sport,” kata Jarvi.
Jarvi merupakan salah satu dari kurang lebih 80 perempuan dari 17 negara berbeda yang juga merupakan founder Arabian Gazelles. Sebagian besar dari anggotanya merupakan pemilik perusahaan, para eksekutif, sedangkan sisanya ibu rumah tangga. Komunitas ini didirikan dua tahun lalu, dan jumlah anggotanya terus bertambah.
Di akun instagram @arabiangazelles pun terlihat banyak postingan menarik sebagai bukti eksistensi komunitas ini. Mereka mengklaim sebagai komunitas mobil super dan mewah perempuan pertama di dunia. Alasan mereka membentuk Arabian Gazelles sebagai bentuk emansipasi.
Para perempuan cantik dan seksi yang menjadi anggota Arabian Gazelles terdiri atas pemilik perusahaan, para eksekutif, dan ibu rumah tangga. Komunitas yang didirikan pada 2016 lalu ini juga mendapat dukungan dari sejumlah brand dan manufaktur khusus otomotif seperti McLaren dan Michelin.
Sementara Sobati terlahir di Algeria, hidup di Inggris dan Qatar sebelum akhirnya menetap di Dubai. Masa kanak-kanaknya dihabiskan bermain mobil mainan saudara lelakinya. Dia sangat suka otomotif, sampai-sampai menggambarkan kematian pebalap F1 Ayrton Senna adalah hari terburuk dalam hidupnya.
Meski begitu, suami Sobati tidak menyukai otomotif, tapi masih mau membelikan jajaran supercar untuk istrinya. Ketika menjadi anggota komunitas mobil yang 99% beranggotakan kaum hawa, Sobati mulai berpikir pasti ada wanita lain selain dia di luar sana yang memiliki passion terhadap mobil seperti dirinya.
“Menurut saya sekarang segalanya mulai berubah, orang-orang mulai memberikan perhatian, distributor lebih serius menghadapi wanita, dan produsen menanyakan pendapat dan masukan dari kami,” kata Sobati.
KOMENTAR (0)