Sejak tahun 2017, pabrikan Toyota melalui entitas balap TOYOTA GAZOO Racing (TGR) kembali berlaga di arena reli dunia atau World Rally Championship (WRC). Sebelumnya, di era 1990an tim reli Toyota begitu disegani dengan perolehan hingga 3 gelar konstruktor (1993, 1994, dan 1999) dan 4 gelar pereli dunia (1990, 1992, 1993, dan 1994). Di era TGR, Toyota meraih gelar juara konstruktor di tahun 2018 dan pereli di tahun 2019.
Alasan Toyota Aktif di Kompetisi Reli
Reli merupakan jenis balap yang menggunakan jalan raya yang sama persis dipakai oleh pengguna mobil produksi massal. Reli tidak menggunakan trek aspal mulus sirkuit yang memang dibuat untuk kompetisi. Lokasi reli juga tidak berdiam di satu tempat saja. Dalam 1 musim, reli bisa berlangsung di berbagai lokasi dengan tantangan yang berbeda.
Pereli akan menemui rute salju, jalan aspal mulus, hingga jalan pedesaan yang masih banyak didominasi oleh tanah atau kerikil. Belum lagi tantangan cuaca, mulai dari panas terik hingga medan lumpur karena hujan turun. Beberapa reli juga diadakan di dataran tinggi dengan tantangan berupa tekanan udara rendah yang menyulitkan kendaraan dan pembalap.
Kancah reli sesuai dengan filosofi Toyota yaitu to make ever better cars, di mana mobil produksi massal Toyota diuji coba di jalan yang sesungguhnya, dengan tantangan medan sesuai kondisi aslinya, tapi dipacu hingga limit tertinggi pada kondisi penuh tekanan, sesuatu yang sulit untuk didapatkan di kondisi nyata. Masalah yang membuat mobil kurang kompetitif bisa ditemukan dan dikembangkan, dan berlanjut diaplikasikan pada versi produksi massal.
Filosofi tersebut juga sejalan dengan semangat partisipasi TOYOTA GAZOO Racing (TGR) di arena balap. Pertama adalah mencari batasan ekstrem dari sebuah mobil. Balapan adalah tempat latihan yang ideal agar TGR dapat belajar mengembangkan mobil yang lebih baik. Kedua, mengasah kemampuan membaca karakter jalan karena jalan adalah guru terbaik dan mengajarkan bagaimana seharusnya sebuah mobil dibuat. Mobil dan jalan melatih dan menantang engineer TGR supaya menjadi lebih kuat dan lebih baik.
Ketiga adalah mendukung performa pembalap. Pembalap berada di pusat alam semesta sebuah tim balap. TGR menggunakan umpan balik dari setiap balapan untuk membantu menciptakan mobil yang fokus pada pengemudi, mempelajari bagaimana sebuah mobil harus dibuat dengan mengacu pada sudut pandang pengemudi. Terakhir adalah membantu mewujudkan Waku Doki, sebuah ungkapan Jepang untuk “memacu adrenalin”, dengan cara menangkap semangat kegembiraan yang ada di semua mobil sport Toyota.
World Rally Championship
World Rally Championship (WRC) atau reli dunia merupakan wahana paling pas untuk mengembangkan mobil secara global. Sejak tahun 1973, penyelenggara WRC memilih beberapa reli domestik untuk dimasukkan ke dalam kalender reli dunia. Selanjutnya kontestan diadu untuk mencari juara dunia pereli dan konstruktor. Makanya tercipta variasi kondisi jalan yang luas, disertai tantangan alam yang beragam dan seringkali mencapai skala ekstrem, serta persaingan ekstra ketat lantaran spek mobil reli dibatasi untuk menjamin kompetisi yang sehat.
Reli adalah arena balap yang menentukan sejauh mana mobil dapat melaju di berbagai kondisi jalan raya dan menjadikannya tempat pelatihan utama Toyota. Mengikuti kategori teratas WRC bermodalkan Yaris World Rally Car (WRC) yang dikembangkan berdasarkan versi produksi massal, TGR dapat melatih tim dalam kondisi ekstrem, mengembangkan teknologi pada tingkat tinggi, dan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sebagai umpan balik dalam pengembangan kendaraan baru.
Prestasi TGR di Reli Dunia
Tahun 1975, tim reli yang mendapatkan dukungan penuh pabrikan Toyota datang ke 1000 Lakes Rally (Reli Finlandia) dan langsung meraih gelar juara pertama WRC mengandalkan Corolla Levin. Sama dengan kedatangan pertama Toyota ke balap ketahanan, tim Toyota terdiri dari karyawan muda namun dengan tekad kuat untuk belajar dan berlatih di ekosistem kompetisi yang ketat dan menantang di mana pilihannya hanya menang atau kalah.
Setelah berjuang lebih dari 1 dekade, waktunya untuk menorehkan sejarah. Dimulai dengan debut di Reli Kenya, Celica GT-Four mengantarkan pembalap Carlos Sainz (Prancis) merebut gelar juara dunia WRC pertamanya di tahun 1990, sementara tim reli Toyota menempati posisi ke-2 konstruktor. Tahun 1991, baik Toyota maupun Sainz menempati posisi kedua juara umum. Tahun 1992, Toyota melanjutkan hegemoninya, di mana Sainz kembali ke puncak juara umum dan Toyota meraih podium kedua pabrikan.
Setelah dibeli oleh Toyota Motor Corporation (TMC) dan mengubah nama menjadi Toyota Motorsport GmbH (TMG), Toyota sukses menyandingkan gelar juara pertama pereli dan konstruktor di tahun 1993 dengan pereli Juha Kankkunen (Finlandia). Sedangkan pereli Didier Auriol (Prancis) melengkapi di posisi ketiga. Tahun 1994, ketika Toyota kembali berhasil menyandingkan gelar juara pertama pereli dan konstruktor, posisinya terbalik yaitu Didier Auriol pertama dan Juha Kankkunen ketiga.
Penggantian mobil dari Celica ke Corolla WRC membuat Toyota menyesuaikan kembali kendaraannya. Pada tahun 1998 Toyota berhasil membawa gelar juara kedua pereli dan konstruktor bersama Carlos Sainz. Tahun 1999 Toyota kembali mencapai podium juara pertama pabrikan, sedangkan pereli Didier Auriol finish di posisi ketiga. Tahun 1999 juga merupakan musim terakhir Toyota di ajang reli setelah membawa pulang 43 trofi kemenangan sebelum comeback sebagai TOYOTA GAZOO Racing di tahun 2017.
Masuk millenial kedua, Toyota berjuang di lomba ‘jet darat’ Formula 1 hingga akhirnya memutuskan untuk keluar di tahun 2009. Toyota kembali ke akarnya, yaitu mengembagkan mobil balap dengan basis produksi massal guna menjalankan filosofi to make ever better-cars. Meski begitu, sebagai langkah awal Toyota fokus di lomba balap ketahanan di tahun 2009 dan melirik reli di tahun 2017 setelah terbentuknya TOYOTA GAZOO Racing di tahun 2015.
Vini vidi vici, kedatangan TGR di tahun 2017 langsung berbuah manis dengan pencapaian dua gelar juara pertama di Reli Swedia dan Finlandia menggunakan Yaris WRC. Hasil ini membawa TOYOTA GAZOO Racing World Rally Team (TGR WRT) berada di posisi juara umum ketiga konstruktor di akhir musim. Prestasi yang cukup membanggakan untuk sebuah tim rookie.
Tidak perlu menunggu terlalu lama, Yaris dan TGR langsung menjadi jawara di lima seri Reli Dunia 2018 dan mengamankan gelar juara konstruktor untuk ke-4 kalinya, 19 tahun sejak gelar terakhir di tahun 1999. Pereli Ott Tänak dari Estonia didapuk sebagai juara ketiga klasemen umum pereli.
Ott Tänak yang didampingi oleh Martin Järveoja (Estonia) meraih gelar juara dunia reli pertama mereka atau ke-5 untuk pereli Toyota di tahun 2019, tepat 25 tahun setelah gelar juara pereli terakhir dimenangkan oleh Toyota di tahun 1994. Sementara TGR WRT mendapatkan gelar juara kedua konstruktor di WRC 2019.
TGR memulai musim 2020 dengan membawa pereli Sébastien Ogier (Prancis) dan co-driver Julien Ingrassia (Prancis), Elfyn Evans (Inggris) dan co-driver Scott Martin (Inggris), dan Kalle Rovanperä (Finlandia) didampingi oleh co-driver Jonne Halttunen (Finlandia). Saat pandemi COVID-19 belum melanda dunia tahun 2020, Yaris WRC berhasil menang di Reli Swedia dan Meksiko. Ogier merupakan salah satu pereli terbaik dunia dengan raihan 6 gelar juara dunia reli.
Melanjutkan kompetisi yang tertunda akibat pandemi COVID-19, TGR meraih posisi ketiga di Reli Estonia di awal bulan September dan mencapai hasil maksimal podium pertama di Reli Turki pada pertengahan bulan September 2020. Sejauh ini, TGR masih berada di jalur juara karena menempati urutan pertama konstruktor dengan keunggulan 9 poin, sementara pereli Elfyn Evans berada di posisi pertama dan Sébastien Ogier berada di posisi kedua klasemen sementara pembalap.
Spesifikasi Toyota Yaris WRC
Ajang reli dunia menyaratkan penggunaan mobil produksi massal untuk dikembangkan agar sesuai regulasi WRC. Toyota memanfaatkan Yaris yang dikenal sebagai hatchback populer untuk yang berjiwa muda dan selalu ingin merasakan sensasi dan performa terbaik mobil kesayangannya. Dengan bodi kompak khas mobil perkotaan dan segmen penggemarnya yang gemar kecepatan, Yaris dianggap pas untuk mewakili Toyota bertarung di ajang reli dunia.
Keputusan Toyota untuk kembali ke reli dunia diambil bertepatan dengan diresmikannya TGR di tahun 2015, dan sejak saat itu persiapan diakselerasi. Toyota bekerjasama dengan Tommi Mäkinen, mantan juara dunia reli 4 kali di era 1990an sebagai Team Principal of TOYOTA GAZOO Racing WRT. Pengalaman Tommi berlaga di ajang reli dunia dan sukses merebut gelar juara menggunakan berbagai macam dan merek mobil merupakan alasan pembalap asal Finlandia ini diminta sebagai pemimpin tim.
Ribuan jam pengembangan, program pengujian dan kerja tim yang luar biasa telah mengisi hari-hari TOYOTA GAZOO Racing WRT selama lebih dari setahun. Fokusnya hanya satu, siap mengikuti seri pembuka WRC 2017 yakni Reli Monte Carlo. Seperti mobil balap Toyota lainnya, Yaris WRC juga dites dan mendapatkan persetujuan langsung dari Master Driver Morizo atau Akio Toyoda sebelum mulai berlaga di tahun 2017.
Yaris yang dipakai sudah memperoleh berbagai ubahan untuk memenuhi regulasi teknis yang ditetapkan. Sejak mulai ikut reli dunia di tahun 2017, Yaris WRC memperoleh banyak sekali pengembangan, mulai dari sektor aerodinamika, mesin, sistem penggerak 4WD, suspensi, hingga body work untuk menggapai performa maksimal di medan reli yang tidak menolerir celah kesalahan.
Yaris WRC menggunakan mesin 1.600 cc 4-silinder turbo direct injection bertenaga lebih dari 380 PS dan torsi lebih dari 425 Nm. Tenaga disalurkan ke seluruh roda via transmisi semi otomatis 6-speed dilengkapi teknologi active center differential dan full-time four-wheel-drive systems untuk memastikan tenaga sanggup didistribusikan sesuai kebutuhan masing-masing roda yang sangat dinamis sesuai dengan kondisi lintasan.
Spesifikasi dan pengaturan kendaraan berubah di setiap laga, tergantung lintasan apakah gravel (kerikil), snow (salju), atau tarmac (aspal). Tidak hanya ban, namun rem dan suspensi juga ikut menyesuaikan. Untuk reli yang diadakan di aspal mulus, ketinggian kendaraan harus dijaga seminimal mungkin, tapi di jalan reli kerikil yang kasar, mobil harus lebih tinggi untuk menghindari kontak dengan permukaan jalan.
Selain itu, untuk mengakomodasi perubahan kondisi lingkungan seperti hujan, pengaturan beberapa komponen penting seperti suspensi dan power train disesuaikan sesuai kebutuhan, termasuk ban yang menggunakan ban khusus untuk lintasan bersalju. Untuk mengemudi di malam hari, jarak pandang ditingkatkan dengan memasang sumber cahaya tambahan di kap mesin. Begitu banyak data dan parameter aktual yang bisa dipelajari dan dikembangkan dari dunia reli.
Teknologi yang diaplikasikan pada Yaris WRC juga sudah diterapkan pada Yaris versi jalan raya di Jepang dan Eropa. Seperti mesin kecil (antara 1.000 – 1.600 cc) dengan sistem injeksi langsung (direct injection), suntikan turbo, dan sistem penggerak empat roda aktif. Yaris WRC juga merupakan basis pengembangan Yaris GRMN yang dibuat terbatas 100 unit di tahun 2017. Yang terakhir adalah Toyota GR Yaris yang baru saja dihadirkan tahun ini dan sudah mengundang animo penggemar kecepatan lantaran dapat merasakan seperti balapan.
KOMENTAR (0)