Jeep Willys, mobil ini merupakan kendaraan yang terkenal tangguh dan pernah menjadi andalan tentara militer Angkatan Darat Amerika Serikat ketika Perang Dunia II. Karena sejarahnya yang cukup panjang dan nilai plusnya sebagai kendaraan militer ketika Perang Dunia II, mobil ini pun menjadi incaran para pecinta mobil klasik di dunia bahkan Indonesia.
Di Indonesia sendiri ada klub pecinta Willys yang menamakan dirinya sebagai Willys Owners Indonesia (WOI) yang baru saja menggelar acara ‘D-Day of Morotai’. Sebuah event untuk kembali mengingat sejarah Perang Dunia II di Pasifik. Selain itu, kehadiran WOI di Pulau Morotai juga untuk napak tilas daerah yang konon ceritanya menjadi tempat pertama kali hadirnya Willys di Indonesia.
Berbicara sejarah Perang Dunia II di Pasifik, kurang lengkap jika kita tidak membahas sosok bernama Douglash MacArthur, Jenderal Bintang Lima asal Amerika Serikat yang memiliki sumbangsih besar dalam upaya untuk melawan Kekaisaran Jepang di teater Pasifik selama Perang Dunia II.
Pada era tersebut, Jenderal Douglash MacArthur memilih Pulau Morotai sebagai pangkalan militernya dengan membangun landasan pesawat dan juga rumah sakit besar dengan kapasitas 1.900 tempat tidur. MacArthur memanfaatkan pulau Morotai untuk menyusun strategi menyerang Jepang.
Tujuan MacArthur menjadikan Pulau Morotai sebagai pangkalan militernya tidak lain untuk membebaskan wilayah Fhilipina dan sebagaian timur di Kalimantan dari invasi tentara Jepang. Pasukan Douglas MacArthur pun menguasai Morotai selama perang itu berlangsung, hingga membuat pasukan Jepang bertekuk lutut pada tahun 1945.
Nah, di komunitas WOI ini ada seorang yang bernama Albert Ibrahim, pria kelahiran Jakarta 17 April 1977 yang sangat mengagumi sosok Douglas MacArthur. Sehingga saat ikut rombongan WOI pada event ‘D-Day of Morotai’, dirinya pun memanfaatkan momen tersebut untuk ‘bersolek’ bak seorang MacArthur, mulai dari baju hingga gaya keseharian sang Jenderal tersebut.
Saat ditemui Otobloitz.net, Albert mengatakan, jujur saya sangat mengagumi sosok Panglima Tentara Sekutu tersebut. Bahkan, dalam keseharian semaksimal mungkin saya akan mengikuti beliau. Namun, tidak menyangka jika banyak warga Morotai yang melihat dirinya sangat mirip dengan sang jenderal.
“Saya ini hanya mengagumi seseorang Jenderal Douglas MacArthur. Jika ada yang bilang jika saya mirip dengan dia itu hanya penilaian saja. Karena bagi saya, sosok MacArthur ini tidak bisa ditiru oleh siapapun,” kata Albert.
Berbicara MacArthur, pria yang mengendarai Willys keluaran 1943 tersebut menjelasakan bahwa MacArthur itu merupakan seorang Jenderal yang tegas dan bijaksana.
“Banyak kata-kata bijak beliau yang saya pakai dalam kehidupan pribadi. Salah satunya adalah slogan beliau ‘I Shall Return’ alias Aku Akan Kembali. Itulah salah satu pemicu saya untuk bisa ikut ke Pulau Morotai yang merupakan pendaratan pertamanya di Indonesia bersama pasukan sekutu,” jelas Albert.
Namun, Albert menegasakan bahwa kehadiran dirinya bersama WOI ke Pulau Morotai ini bukan ingin mengenang MacArthur dengan pasukannya. Namun untuk mengingatkan kepada seluruh masyakarat Indonesia, bahwa di Pulau Morotai inilah awal dari berhentinya Perang Dunia II di Pasifik.
“Jadi, selain mengenang hal tersebut, kehadiran WOI ke Pulau Morotai ini juga untuk menikmati keindahan pulau yang belum tentu dimiliki oleh daerah lain di Indonesia,” jelas Albert kembali.
Sekedar informasi, selain memiliki sejarah panjang Perang Dunia II di Pasifik, Pulau Morotai ini juga memiliki banyak tempat wisata yang layak untuk dikunjungi, mulai wisata alam, wisata pantai, snorkeling, hingga diving.
KOMENTAR (0)