Angka inflasi yang mencapai 5,4% di Korea Selatan menyebabkan beban ekonomi rakyat kian berat. Bahkan upah pekerja industri manufaktur di Korea Selatan saat ini pun dirasa tidak mencukupi biaya hidup yang kian tinggi.
Sekira lebih dari 70% anggota serikat pekerja Hyundai Motor yang beranggotakan 46.000 pekerja sepakat untuk melakukan aksi mogok kerja guna menuntut kenaikan upah dan tunjangan kerja. Hal tersebut merupakan buntut dari buntunya negosiasi antara serikat pekerja dan perusahaan sejak Mei lalu.
Tuntutan para pekerja muncul seusai Hyundai Motor Group, yang menaungi Hyundai Motor dan Kia Corp, mengumumkan rencana investasi sebesar $10 miliar di AS pada 2025 mendatang termasuk rencana pembangunan pabrik mobil listrik dan baterai di Georgia, AS dengan investasi sebesar $5,5 miliar. Ditambah lagi dengan rencana investasi sebesar $16 miliar di tahun 2030 untuk memperluas rantai bisnis mobil listrik mereka di Korea Selatan.
Para buruh dapat melakukan aksi mogok kerja bilamana mendapat persetujuan dari National Labor Relations Commission (Komisi Ikatan Buruh Nasional) dan tak ada titik temu antara serikat pekerja dengan pihak Hyundai.
Jika aksi mogok kerja tersebut terjadi, maka output produksi pun akan terhenti dan stabilitas ekonomi perusahaan dapat mengalami guncangan.
KOMENTAR (0)