Diperkenalkan pertama kali pada April 2020 secara global, akhirnya BMW Motorrad meluncurkan model cruiser terbarunya R 18 First Edition ke Tanah Air. Cruiser heritage ini dijual seharga Rp 969 juta off the road, atau tembus Rp 1 miliar lebih jika dikalkulasi pajak.
BMW Motorrad Indonesia pun tak segan untuk menobatkan Ariel, vokalis Band NOAH menjadi Brand Ambassador BMW R 18, sekaligus ia menjadi pemilik pertama unit R 18 First Edition.
Dengan mengacu lewat nilai historis yang tinggi, R 18 menjadi wujud reinkarnasi cruiser murni BMW setelah puluhan tahun absen. Meskipun mengikuti perkembangan teknologi, namun BMW R 18 tetap menginterpretasikan gaya Homage dengan kemasan otentik.
Berawal dari tahun 1936, di saat model R 5 tercipta sebagai motor pra Perang Dunia kedua, dan menjadi inspirator atas terciptanya R 18. Bart Janssen Groesbeek, selaku perancang dan kepala proyek R 18 meniupkan kembali nyawa R 5 sebagai inspirasinya hingga di 2019, konsep R 18 lahir dan mencuri perhatian publik di ajang otomotif Concorso d’Eleganza Villa d’Este dan masuk ke segmen large cruiser.
R 18 resmi mendebut secara global dan Motorrad Indonesia telah memboyongnya
ke Jakarta, bahkan tak kurang dari 20 konsumen telah masuk daftar antri, menurut penuturan sang bos, Joe Frans.
Jika dulu pendahulunya hanya mengandalkan mesin berkubikasi 500 cc, kini R 18 mengusung mesin boxer dua-silinder dengan kubikasi1.802 cc. Terbesar sepanjang sejarah!
Diameter bore mencapai 107,1 mm, sementara panjang stroke 100 mm. Boleh dibilang tak benar-benar condong overbore, perbandingan segitu justru mengarah ke komposisi square. Sebab itu, pencapaian daya tergolong cepat. Tenaga 91 hp mulai diraih mulai 4.750 rpm. Dan torsi 157 Nm keluar di rentang putaran 2.000 rpm – 4.000 rpm. Titik fokusnya jelas memberi momen puntir sempurna, Klaimnya, cruiser ini dapat melesat hingga 178 km/jam.
Meskipun terlihat klasik, namun komponen pendukung tetap mengacu kepada teknologi terkini. Sistem suplai bensin sudah injeksi elektronik, yang seharusnya presisi mendistribusi bahan bakar. Dan mekanisme respons gas, juga dibungkus oleh teknologi sistem throttle-by-wire. Sebab itu ada mode berkendara beserta kontrol traksi elektronik.
Transmisinya mengandalkan girboks enam-percepatan dengan sensor MSR yang bekerja untuk mengurangi efek engine brake yang terlalu over, ketika down shifting dari putaran tinggi. Mirip slipper clutch, namun sepenuhnya diatur melalui sistem komputer. Lantas penyaluran ke roda belakang, mengikuti sang leluhur, dengan drive shaft atau poros penggerak berlapis krom yang terbuka dan diekspos pada sisi kanan.
Tersedia tiga mode gaya berkendara. Setingan teraman yaitu Rain, mengaktifkan kontrol traksi dalam sensitivitas optimum. Kedua ialah Roll, mode paling moderat di antara keduanya. Biasanya digunakan ketika melaju di dalam kota atau sedang berjelajah di aspal kering.
Terakhir Rock, mengurangi sensitivitas kontrol traksi dan respons gas. Mirip mode Dynamic di BMW lain, digunakan saat sedang merasa ingin memuntahkan adrenalin. Tapi, semua fungsi keamanan elektronik tak bakal mati sepenuhnya dan menjaga pengendara tetap dalam batas aman.
Meski begitu, sistem pendinginan mesin masih mengandalkan udara, alias tanpa radiator. Namun tentu saja oil cooler tetap dipasang demi menjaga suhu mengingat kubikasinya begitu besar.
BMW R 18 memiliki visual panjang 2.440 mm, lebar 964 mm, tinggi 1.232 mm dan bobot berat mencapai 345 kg. Namun begitu, posisi duduknya cukup nyaman karena memiliki tinggi hanya 690 mm.
Untuk pencahayaan sepenuhnya sudah LED. Gaya lampu bundar klasik sempurna seperti milik R 5 masa lampau, dengan sorot cahaya terang. BMW tak ingin banyak menyimpan ornamen di fender belakang. Maka itu stoplamp dan sein digabung dalam satu tempat, sangat minimalis dan elegan.
Panel instrumen bentuknya simpel dan klasik. Informasi yang disajikan lengkap. Meski didominasi jarum penunjuk kecepatan, layar kecil mampu menampilkan data konsumsi bahan bakar rata-rata, serta trip meter dan lainnya. Sekaligus, tampilan mode mengendara. yang ia punya.
BMW R 18 dilengkapi sistem kunci pintar. Cukup simpan remote di saku seketika sudah bisa menyala. Tapi, ada hal yang tetap dipertahankan konservatif. Untuk mengunci stang harus memutar anak kunci di sisi kanan frame. Dan buat pembuka tutup tangki, memakai kunci yang sama.
Roda depan menggunakan dua cakram besar buatan Brembo dengan kaliper empat piston masing-masing. Begitu pula di roda belakang. Masing-masing terkoneksi ABS demi keamanan saat hard braking. Dan uniknya, ketika mengoperasikan rem depan secara otomatis jepitan belakang ikut bekerja. Seperti mekanisme combi brake. Proporsinya dibagi 70 persen di depan dan 30 persen belakang. Kalau menginjak pedal rem kaki, sepenuhnya menghentikan roda belakang.
Yang unik, BMW memikirkan betul pengendaranya bakal sulit memundurkan sosok 350 kg (Fully loaded). Karena itu diberikan reverse assist, aktif ketika posisi gigi sudah netral. Mekanismenya menarik. Cara mengaktifkannya lewat tuas besi dekat transmisi, yang berbentuk semacam batang choke. Jika sudah, tinggal memencet saklar starter dan motor pun mundur perlahan. Jadi bukan mengandalkan gigi, melainkan dari tenaga dinamo, seperti Piaggio MP3 atau motor BMW besar yang bisa mundur.
KOMENTAR (0)