
Muda dan berbakat, itulah gambaran yang pas buat Gerhard Lukita, salah satu pebalap besutan ABM Motorsports. Meski baru berusia 15 tahun, namun sejumlah prestasi dari lintasan aspal, pernah ia raih sejak duduk di bangku SMP.

Mengawali karir di usia 10 tahun melalui ajang gokart, tak diragukan lagi, balap memang dunianya. Apalagi dukungan sang Ayah, Jimmy Lukita, yang juga tokoh balap senior di Indonesia, membuat Gerhard kian mantap terjun di dunia yang membutuhkan keberanian serta mental kuat itu.
Berawal dari kesukaannya pada game-game balap sejak kecil, “Menginjak usia 10 tahun, saya dikenalkan dengan gokart. Kemudian, umur 12 tahun makin jadi hobi, sampai akhirnya sekarang terjun ke lintasan besar dengan mobil besar,” ungkapnya, saat ditemui di Sirkuit Sentul, Bogor, Minggu (23/8).

Dan, dalam Indonesian Sentul Series of Motorsports (ISSOM) 2015 seri ketiga tahun ini, Gerhard – yang menggunakan BMW E63 tahun 1996 – turun di kelas ETCC 2000 dan kelas Super Touring Championship.

“Bangga juga sih bisa meraih podium utama di kelas ETCC 2000, meskipun di Super Touring Championship gagal memberikan yang terbaik,” katanya.
Memang, prestasinya dalam balap mobil besar belum secemerlang di ajang gokart. Namun, tetap ada kepuasan batin tersendiri saat bisa naik podium. “Di ajang balap mobil besar kan saya masih baru. Jadi, cari jam terbang dulu, evaluasi setiap race, dan lain-lain,” imbuhnya.

Kendati “hanya” menjadikan ISSOM 2015 sebagai ajang pencarian jam terbang, namun ia mengaku tetap mempersiapkan diri dengan serius. Mulai dari latihan, sampai mempersiapkan mobil agar ready saat dikendarai.

Terakhir, remaja kelahiran 4 Mei 2000 ini berpesan kepada sesama ABG lainnya yang punya hobi balap untuk tidak melakukan di jalan raya. “Daripada ngebut di jalanan, lebih baik berprestasi di sirkuit. Lebih aman dan tidak mengganggu orang lain,” pesannya.

































KOMENTAR (0)